Safrina, Penderita Cerebral Palsy Calon Master (2)

By nova.id, Kamis, 16 Juni 2016 | 10:31 WIB
Safrina Rovasita (nova.id)

Kesulitan menjadi guru anak-anak CP hanyalah masalah tenaga. Mereka ini bergerak terus, sementara tenaga saya terbatas karena saya juga CP. Sementara kalau saya mengajar mahasiswa, tenaga tidak begitu terkuras karena istilahnya hanya menyalurkan pemikiran dan idealisme.

Anak-anak penderita CP belumlah menerima hak mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya. Masih banyak persepsi masyarakat bahwa penderita CP tidak mampu mandiri. Persepsi buruk ini harus dihilangkan sebab akan berpengaruh besar terhadap anak-anak CP.  Tidak semua anak CP memiliki pendukung dan semangat seperti yang saya miliki. Karena itu, para orangtua juga harus membuka wawasan. Saya sangat menyarankan agar mereka bergabung dengan komunitas sesama orangtua CP.

Selama ini, orangtua yang memiliki anak CP selalu beranggapan dunia sudah kiamat. Karena itu ada yang malu dan menyembunyikan anak-anaknya. Padahal  itu tidak akan membuat masalah anaknya menjadi lebih baik. Janganlah menyimpan anak CP di rumah. Tidak usah malu.

Saya punya siswa yang tidak bisa menulis. Lalu saya coba dengan metode saya. Dia saya suruh jaga HP saya. Dan ternyata bisa kok.  Kemudian saya alihkan dengan netbook. Ternyata, setelah berlatih, dia bisa menulis namanya sendiri di netbook. Karena itu sekarang pembelajaran saya berikan lewat netbook. Tapi ini tidak bisa berlaku bagi semua CP. Bisa-bisa dibanting netbooknya. He he.

Pesan saya, orangtua penderita CP harus segera menyekolahkan anaknya. Jangan disimpan di rumah.

Beberapa waktu lalu, ada orangtua dari anak CP yang datang ke rumah. Anaknya tidak bisa duduk, apalagi jalan. Saya minta anaknya segera disekolahkan karena saya melihat kecerdasannya normal. Tapi orangtuanya bilang belum waktunya. “Nunggu bisa nulis,” kata mereka. Saya bilang, sekolahkan saja karena kemampuan koqnitif dan motorik itu berbeda. Itulah persoalan yang  selalu ada pada para orangtua dari anak CP.

Karena itu, sekarang ini kami punya komunitas bagi para orangtua penderita CP, namanya Wahana Keluarga CP (WKCP). Saya menjadi pengurus sejak tahun 2012. Lewat komunitas ini para orangtua akan bisa saling  berkomunikasi, berbagi rasa, pengalaman, dan ilmu.