Ramadan bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi anak. Agar selalu bersemangat mengikuti ibadah puasa, isi kegiatan Ramadan anak dengan beragam aktivitas seru.
Namanya juga anak, antusiasme berpuasa di Ramadan kapan pun bisa berubah. Kadang malas-malasan bangun sahur, menghitung berapa jam lagi waktu berbuka, dan malas melakukan kegiatan apapun.
Apalagi pada jam-jam rawan, yakni ketika pulang sekolah di saat rasa lapar dan haus, ditambah panas matahari begitu terik dan membuat dahaga. Selain itu,sepulang sekolah anak tak disibukkan dengan aktivitas lain yang akan membuat dirinya semakin jenuh.
Ya, menurut Niesa Handayani, S.Psi., PGD, Asesor dan Senior Consultant di PT. Multi Human Cendekiawan, mendampingi anak menjalankan ibadah puasa memang gampang-gampang susah.
“Apalagi jika anak baru latihan puasa penuh. Pada usia 5 tahun, anak memang belum memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa penuh. Namun, di usia tersebut merupakan saat yang tepat mulai memperkenalkan dan melatih anak berpuasa secara bertahap,” papar Niesa.
BACA: 5 Pertanyaan Terpopuler Tentang Mengajarkan Anak Berpuasa
Pertama kali, puasa setengah hari bisa dilakukan, kemudian berbuka di siang hari yang dilanjutkan hingga waktu bedug tiba. Jika semua berjalan dengan baik, tibalah saat terakhir, yakni melatih anak puasa sehari penuh. Biasanya, godaan akan bermunculan sehingga membuat anak membatalkan puasanya.
Nah, untuk menyiasatinya, Anda bisa menciptakan kegiatan menyenangkan dan bermanfaat di bulan Ramadan untuk anak usia 5-12 tahun.
“Lakukan kegiatan ini di waktu senggangnya, misalnya dari siang sampai sore hari menjelang waktu berbuka tiba. Selain untuk mengusir rasa bosan yang kapan saja akan menghampirinya, fokus anak pun bisa dialihkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan.”
Ragam kegiatan ini juga bisa membangun karakter anak menjadi lebih positif dan berkualitas, dan bahkan bernilai ibadah.
1. Mengikuti Pesantren Kilat.
Pesantren kilat yang sering disingkat sanlat ini kian marak ditawarkan ketika bulan Ramadan tiba. Beberapa pondok pesantren maupun dari pihak sekolah memberikan program sanlat dengan kisaran waktu yang berbeda-beda untuk anak-anak.
Dalam kegiatan sanlat tersebut, anak akan mendalami pengetahuan tentang Islam seperti makna bulan Ramadan, salat sunnah, solat wajib, berjamaah dan lain-lain. Selain itu, belajar dengan menghabiskan waktu bersama teman akan membantu meningkatkan kecerdasan sosial anak di masa depan.
2. Mengaji bersama.
Mengaji atau tadarus bersama teman-teman di musala atau bersama keluarga di rumah akan membuat anak mengisi waktu kosongnya. Hal ini tentunya menanamkan spiritual quotion anak sejak usia dini dan membuat kemampuan membaca Al Quran semakin meningkat.
3. Mengajak salat berjamaah.
Mengajak anak melakukan salat wajib berjamaah di mesjid terutama bagi anak laki-laki, ataupun di rumah. Begitupun salat tarawih berjamaah di masjid. Selesai salat berjamaah bila dilakukan di rumah, Anda dapat mengarahkan anak untuk memimpin doa-doa pendek. Jadi, selain menambah keakraban keluarga, turut pula menanamkan kepercayaan pada diri anak.
4. Mengajak anak melakukan kegiatan sosial.
Melatih sensitivitas dan berbagi pada anak dengan mengajak anak untuk lebih mengenal lingkungan sekitar. Misalnya, membagikan takjil (hidangan pembuka puasa) untuk tukang sampah atau penjaga keamanan di sekitar rumah. Jika ada tempat yang membutuhkan bantuan, ajak anak untuk ikut serta seperti kunjungan ke panti asuhan dengan membagikan sembako atau buka puasa bersama anak-anak yatim.
BACA: Cara Melatih Anak Berpuasa Sesuai Usia
5. Mendongeng atau bercerita.
Salah satu aktivitas untuk menstimulasi otak anak, di antaranya membaca bersama. Tidak hanya cara yang paling bagus untuk mendapatkan kualitas waktu bersama dengan anak, membaca penting untuk meningkatkan kekuatan otak.
Anda dapat mendongeng tentang fable dan cerita rakyat, atau bercerita mengenai kisah tentang Nabi dan Rasul. Mendongeng atau bercerita melibatkan anak-anak tentunya disertai dengan pertanyaan-pertanyaan dan gaya bercerita yang lucu serta menyenangkan.
Kegiatan ini akan membuat anak senang dan lupa dengan waktu menunggu berbuka puasa. Cara lain, anak dapat diajak membeli buku bacaan yang disukainya dengan persetujuan orangtua. Selesai membaca buku bacaan, Anda dapat menanyakan isi cerita dari buku yang dibacanya. Hal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan yang baru pada anak.
6. Melakukan permainan bersama.
Ajak anak melakukan permainan berkelompok, seperti membuat kerajinan tangan/ prakarya, bermain menyusun puzzle atau bermain tebak kuis dengan tema seputar bulan Ramadan.
Permainan berkelompok selain menambah kebersamaan dengan keluarga, juga mengembangkan kreativitas dan pola berpikir anak. Kegiatan ini juga melatih ketelitian, kesabaran serta belajar untuk menerima jika ia tidak dinyatakan menang.
7. Membuat kue bersama.
Ibu dapat mengajak anak membantu membuat kue-kue atau hidangan ringan untuk disajikan saat berbuka. Misal, saat membuat kue kering, berikan anak tugas membantu mengaduk adonan atau membentuk adonan kue sesuai dengan kreativitas dan kesukaan masing-masing.
Bahkan anak laki-laki juga senang bila dilibatkan. Anak akan merasa dipercaya ketika diberikan tanggung jawab. Kue yang sudah dibuatnya juga dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Jangan lupa, berikan pujian pada anak ketika kue yang dibuatnya sudah jadi.
8. Menonton film-film seru dan bermanfaat.
Menonton tidak selamanya negatif untuk anak, selama diberikan batasan waktu dan memilih tontonan yang disesuaikan dengan usia anak. Anda dapat mengajak anak menonton kartun yang menceritakan kisah-kisah Nabi, cerita Islami atau film anak lainnya. Kegiatan menonton ini bisa menambah pengalaman baru pada anak tentang cerita yang ditontonnya.
BACA: Cara Mengatasi Keluhan Lapar Anak Saat Berpuasa
9. Bersepeda santai sore hari menjelang buka puasa.
Olahraga saat bulan Ramadan, apakah memungkinkan? Tentu saja. Pilihlah jenis olahraga yang ringan dan tidak mengeluarkan banyak keringat. Ajak anak untuk bersepeda santai saat sore hari menjelang berbuka, akan membawa kegembiraan, mengisi waktu luang dan kesehatan bagi tubuh.
10. Ajak anak menyiapkan menu berbuka puasa.
Mengajak anak sibuk di dapur untuk menyiapkan menu buka puasa bisa dicoba. Namun, ingatkan anak untuk menahan mencicipi makanan karena belum waktunya berbuka. Ibu bisa pula sengaja membuat menu yang unik dan memikat ketertarikan anak, misalnya dari bentuknya. Libatkan anak untuk menghiasnya, contohnya dadar telur diberi mata dan mulut dari irisan sosis dan hidung dari brokoli rebus.
Masih banyak sekali kegiatan yang bisa dipilih sebagai pengisi Ramadan bersama anak. Anda tinggal menyesuaikan dengan waktu, kemampuan, dan kebutuhan anak.
Kondisikan setiap kegiatan memberi ruang bagi anak untuk tetap merasa senang. Saat anak sudah merasa senang mengikuti aktivitas atau kegiatan yang Anda rancang, anak bisa memaksimalkan semua potensi yang ada di dalam dirinya.
“Kuncinya, supaya bulan Ramadan tetap terasa fun, sebagai orangtua memang perlu kreatif memikirkan kegiatan apa yang menyenangkan untuk anak dan tentu saja melibatkan seluruh anggota keluarga lainnya,” pesan Niesa.
Nah, apa biasanya aktivitas yang Anda ikuti untuk membuat puasa anak lebih seru? Jangan ragu berbagi di sini, yuk.
HILMAN HILMANSYAH