5 Masalah Pencernaan Penyebab Balita Rewel dan Cara Mengatasinya

By , Kamis, 14 Juli 2016 | 05:53 WIB
Kenali gangguan pencernaan pada anak. (Nova)

Apakah anak Anda sering rewel karena perut kembung, diare, atau konstipasi? Perlu diketahui bahwa sistem saluran pencernaan si kecil membutuhkan waktu untuk berkembang menjadi matang dan berkerja secara optimal.

Selama perkembangannya ini, memang ada beberapa gangguan pencernaan yang sering terjadi pada balita. Riset yang diadakan Mead Johnson & Company mengenai “Understand the habits and practice of mothers towards growing up milk” kepada 701 ibu di Jabodetabek yang memiliki anak usia balita menunjukkan, 92 persen ibu mengakui bahwa anaknya yang berusia lebih dari 1 tahun pernah mengalami gangguan pencernaan.

Meskipun sering terjadi, bukan berarti gangguan pencernaan pada anak ini bisa diabaikan. Pasalnya bila telat penanganan, bisa membuat tumbuh kembang anak kurang optimal karena proses penyerapan nutrisinya terganggu.

Berikut 5 masalah pencernaan penyebab balita rewel yang mungkin sering Anda alami dan cara mengatasinya:

1. Kolik

Para ahli menyebutkan bahwa kolik, terkait dengan sistem pencernaan si kecil. Gejala kolik pada anak memang membingungkan. Biasanya, ketika anak rewel lantas sang ibu menyimpulkan buah hatinya mengalami kolik. Faktanya, tak selalu demikian.

Coba jawab tiga pertanyaan ini untuk memastikan apakah anak mengalami kolik atau tidak: Apakah anak menangis hingga lebih dari tiga jam? Apakah tangisan tersebut terjadi lebih dari tiga hari per minggu? Atau justru sudah berlangsung selama tiga minggu?

Bila tiga pertanyaan tersebut memang terjadi pada anak, besar kemungkinan ia mengalami kolik.

Anda bisa membantu meredakan kolik anak dengan memastikan ia berada di suhu yang nyaman, memberi makan dengan teratur, sendawakan Si Kecil, lalu usap punggungnya dan gendong Si Kecil sambil berjalan agar anak lebih tenang.

2. Gumoh

Ketika anak gumoh, seringkali orangtua khawatir. Apakah ia akan menyerap nutrisi yang cukup? Terlebih bila anak sering gumoh.

Sebenarnya, gumoh terjadi pada 50 persen anak. Tapi jika kebiasaan gumoh ini sudah mengganggu, konsultasikan kepada dokter anak untuk mencari penyebab dan solusinya.