Seorang Pengacara Todongkan Pistol di Minimarket karena Kesal Diserobot

By nova.id, Rabu, 10 Agustus 2016 | 05:31 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Masih membekas diingatan Muhammad Khadafi (20), penjaga kasir minimarket dekat perempatan Gas Alam, Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, saat seorang pengacara yang diketahui bernama Andi Kurniawan menodongkan pistol ke arah pengunjung minimarket.

Menurut Khadafi, kejadian tersebut terjadi Selasa (2/8/2016) lalu. Hanya karena persoalan masalah antre di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di minimarket itu, Andi mengacungkan pistol berpeluru karet kepada korban bernama Bernadeta.

Awal mulanya, kata Khadafi, Andi dan korban sedang mengantre di ATM yang sama. Andi yang menunggu seorang di depannya sedang bertransaksi keluar sedikit dari antrean sambil melihat-lihat buah-buahan dekat mesin ATM.

Bernadeta yang berada di belakangnya, kata Khadafi, kemudian maju, menggantikan tempat Andi.

"Pas pengacara itu keluar sedikit dari antrean terus milih buah, si ibu nyerobot, mungkin enggak tau bapak itu lagi ngantre," kata Khadafi di minimarket itu di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, Selasa (9/8/2016).

Andi lalu menegur Bernadeta dan meminta agar dia harus belajar mengantre. "Si ibu bilang, 'silakan Pak kalau mau duluan'," kata si ibu, menurut Khadafi.

Namun, Andi menegur Bernadeta dengan nada keras. Andi malah mengeluarkan kata-kata kasar. Bernadeta tak merespons.

"Dia (pelaku) kayak geregetan gitu, terus datangin korban kayak mau berantam lagi. Terus dilerai sama tiga orang pengunjung lain. Kata pengunjung lain, 'udah kali Pak, itu cewek, jangan terlalu berlebihan'," ujar Khadafi.

Salah satu pengunjung menggandeng Andi. Tapi, dia tak terima dan keluar menuju mobilnya yang terparkir di depan minimarket. Sesaat kemudian, Andi masuk lagi membawa pistol.

"Terus dia masuk lagi sambil nenteng pistol. Dia bilang, siapa yang mau ikut campur, terus dia nendang meja kasir. Dia nodong, lu yang mau ikut campur, lu mau tau bunyi pistolnya gimana," cerita Khadafi.

Saat itu, Khadafi mengaku ketakutan. Ia tak bisa berbuat apa-apa karena khawatir jadi sasaran.

Andi keluar minimarket lagi. Di luar, dia meletuskan pistolnya sebanyak satu kali kemudian masuk lagi ke dalam minimarket.