Marsha Timoty Bicara Soal Rencana “Full Day School”

By , Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:00 WIB
Marsha Timothy dan anak perempuannya, Jizzy Pearl Bastian. (Nova)

TABLOIDNOVA.COM - Rencana Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang akan menerapkan full Day school atau sehari penuh di sekolah, saat ini masih menuai kontroversi. Ada yang setuju dengan konsep tersebut, namun, tak sedikit yang protes atas rencana itu. Salah satu artis yang mempertanyakan rencana sang Menteri adalah Marsha Timothy.

Menurut Marsha, para orangtua harus tahu lebih dulu program apa saja yang akan dijejali kepada anak-anak mereka. Sebab, Marsha dan suaminya, Vino G. Bastian, membiarkan anak perempuan mereka, Jizzy Pearl Bastian, untuk bersekolah dengan beragai program yang ditawarkan di sekolahnya. “Oke full day school, tapi kan kita harus tahu program sekolahnya seperti apa,” kata Marsha saat ditemui di kawasan Central Park, Jakarta Barat.

BACA: Marsha Timothy: Suamiku Selalu Mendukung

Diceritakan Marsha, Jizzy yang baru berusia tiga tahun sudah bersekolah selama empat jam, yakni dimulai dari pukul 08.00 dan berakhir pukul 12.00. Ditegaskan Marsha, selama empat jam berada di sekolah, Jizzy tak melulu berada di dalam kelas atau berkutat dengan pelajaran yang membosankan.

“Saya melihat program yang diberikan sekolah itu enggak full selama empat jam dia belajar di dalam kelas. Satu jam pertama mereka bermain, snack time, habis itu mereka belajar di kelas sebentar, main musik, baca buku cerita. Siap-siap pulang saja setengah jam,” beber Marsha.

BACA: Marsha Timothy: Aku Sudah Lama Jadi Mualaf

Makanya, kata Marsha, konsep full day school ini sebisa mungkin tidak membuat anak-anak yang bersekolah malah tertekan dan tidak maksimal dalam menerima pelajaran. “Full day school sepertinya berat, tapi balik lagi menurut saya bagaimana sekolah itu punya program pendidikan yang membuat siswanya senang belajar bukan merasa terpaksa atau stres. Karena yang saya lihat selama di sekolah, anak saya senang,” kata Marsha.

“Menurut saya sih bukan jumlah jamnya, oke jumlah jamnya ditambah, tapi apa yang ditawarkan? Kalau memang ada keuntungannya, apakah anak itu terbebani? Itu pintar-pintarnya sekolah bikin program," jawab Marsha.

Novrina/Tabloiodnova.com