Kenapa Banyak Makan Gula Bikin Anak Jadi Hiperaktif?

By nova.id, Selasa, 16 Agustus 2016 | 02:00 WIB
Kurang Konsumsi ASI Akibatkan Anak Lebih Rentan Alergi Ini Solusinya (nova.id)

Apakah Anda pernah dengar anjuran agar jangan terlalu banyak memberi makan yang manis-manis pada anak? Sebab nanti mereka akan hiperaktif alias tak bisa diam. Jika ya, maka Anda tidak sendiri. Banyak orangtua mengkhawatirkan efek konsumsi gula terhadap tingkah laku anak mereka yang makin aktif.

Benarkah begitu? Disarikan dari HelloSehat jawabannya adalah tidak, sebab sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan secara ilmiah bahwa komponen yang terdapat dalam gula dapat menyebabkan anak hiperaktif.

Seorang ahli alergi Benjamin Feingold, M.D., pada 1973 mempublikasikan diet Feingold yaitu diet bebas salisilat, pengawet, dan pewarna buatan pada makanan anak-anak untuk mengatasi masalah hiperaktivitas pada mereka. Meskipun Feingold tidak menyebutkan gula sebagai salah satu komponen penyebabnya, namun orangtua cenderung menganggap semua zat adiktif pada makanan harus dikurangi. Termasuk gula.

Baca: Mengatasi Kebiasaan Makan Permen pada Anak

Setelah itu, para ahli mulai meneliti efek gula terhadap perilaku anak, tetapi tidak ditemukan bukti yang cukup untuk mendukung klaim bahwa gula menyebabkan sifat hiperaktif. Tes klinis juga mendukung hasil penelitian tersebut.

Penelitian lain terkait gula dan hiperaktivitas juga dilakukan oleh University of Iowa. Dokter Wolraich membagi anak-anak menjadi dua kelompok, yang normal dan yang dilaporkan sensitif terhadap gula. Kedua kelompok anak-anak ini diberi gula pasir, aspartam, dan sakarin. Tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan perilaku pada kedua kelompok tersebut.

Lalu mengapa sampai saat ini masih banyak yang percaya konsumsi gula dapat menyebabkan anak hiperaktif? Ini lebih disebabkan oleh faktor psikologis. Beberapa peneliti mengatakan bahwa jika Anda berekspektasi gula akan menyebabkan anak Anda menjadi hiperaktif, maka pandangan Anda terhadap hal tersebut juga akan ikut berubah.

Baca: Orangtua Wajib Tahu, Perbedaan Kebutuhan Nutrisi Anak Perempuan dan Laki-Laki

Suatu penelitian yang diterbitkan di Journal of Abnormal Child Psychology menunjukkan bahwa orangtua cenderung menganggap anaknya hiperaktif ketika mereka diberitahu bahwa anaknya baru saja mengonsumsi minuman ringan yang mengandung tambahan gula.

Selain itu, anak biasanya menjadi lebih aktif di lingkungan yang ramai seperti pesta ulang tahun misalnya, di mana cenderung terdapat banyak makanan yang tinggi gula. Secara tidak sadar, hal ini juga mempengaruhi pandangan orangtua terkait gula dan hiperaktivitas.

Baca: Tanpa Gula-Garam, Makanan Pendamping ASI untuk Bayi Nikmat Berkat Rempah

Namun, pandangan lebih luas dihasilkan dari penelitian dari Yale University yang menyatakan bahwa gula termasuk karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh sehingga menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat. Kadar adrenalin yang tinggi dapat memberi efek perilaku hiperaktif pada anak.

Lebih jauh, gula dapat memengaruhi perilaku seseorang terkait tingkat konsentrasi. Jika banyak mengonsumsi makanan mengandung gula, konsentrasi akan menurun dan lebih cepat mengantuk. Saat anak mengonsumsi makanan tinggi gula, maka kadar gula dalam darah meningkat drastis. Ini menyebabkan insulin juga diproduksi lebih banyak untuk menurunkan kadar gula darah sehingga kadar gula darah turun kembali dengan cepat.

Penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba dapat mengakibatkan anak menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan. Jika hal ini terjadi, anak Anda mungkin akan meminta makanan manis lagi dan siklus kenaikan dan penurunan gula darah yang relatif cepat akan terjadi kembali. Jika hal ini dibiarkan terus berlangsung, bukan hanya perubahan perilaku, anak Anda akan berisiko mengalami resistensi insulin di kemudian hari.