Akan tetapi, konsumsi GGL harus dibatasi agar tidak berlebih. Mengapa? "Tentu saja agar terhindar dari berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang justru saat ini menjadi penyebab kematian cukup tinggi di Indonesia. Bahkan penderitanya dari tahun ke tahun semakin muda saja," ujar Lily.
Mengonsumsi GGL sesuai batas, berguna untuk menjaga jantung dan organ tubuh lain tetap berfungsi baik dan sehat. Adapun anjuran batas konsumsi GGL yang disarankan oleh Kemenkes RI, untuk usia anak-anak (balita) hingga dewasa, yakni:
- Gula per orang per hari 50 gram (4 sendok makan)
- Garam per orang per hari 2.000 miligram natrium/sodium atau 5 gram (1 sendok teh)
- Lemak per orang per hari 67 gram (5 sendok makan)
"Mengonsumsi gula berlebih dapat berisiko menyebabkan obesitas, sehingga menyebabkan adanya penumpukan lemak etopik di dalam otot. Hal ini kemudian menyebabkan adanya resistensi insulin. Inilah yang kemudian menyebabkan Diabetes Melitus Tipe 2," terang Lily.
Dan bila mengonsumsi garam berlebih, imbuh Lily, akan menyebabkan kadar Natrium dalam darah meningkat. "Dampaknya, ginjal tidak mampu mengeluarkan racun dalam tubuh. Sementara Natrium bersifat menarik dan mengikat air, sehingga volume cairan tubuh akan meningkat."
Efek buruk dari mengonsumsi garam berlebih, kata Lily, volume darah akan naik, sehingga jantung akan bekerja lebih keras. Hal ni menyebabkan hipertensi dan otot jantung menebal.
"Akibatnya, akan mengalami gangguan irama jantung, pompa jantung melemah, dan berakhir pada gagal jantung. Atau mengalami bekuan darah hingga terjadi peyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah, dan inilah yang akan menyebabkan serangan jantung."
Selanjutnya, mengonsumsi lemak berlebih akan menyebabkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah meningkat. Dampaknya, akan semakin banyak lemak dari hati diangkut ke jaringan tepi (perifer) tubuh.
"Jika lemak ini terserap terus-menerus oleh tubuh, akan menyebabkan obesitas. Lebih jauh, jaringan perifer akan mengalami keterbatasan dalam menyerap lemak, sehingga akan tersisa banyak lemak di dalam darah."
Lemak yang tersisa dalam darah ini, imbuh Lily, dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah, sehingga timbul ketak (plak), yang kemudian menyebabkan penyempitan pembuluh darah. "Bahayanya, dapat menyebabkan gagal jantung atau serangan jantung," tandas Lily.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR