Harga Diri Perempuan Menurun Setelah Punya Anak? Ini Penjelasannya

By nova.id, Kamis, 8 Juni 2017 | 10:45 WIB
Ini Aturan Jika Anda Ingin Membawa Anak ke Kantor (nova.id)

Kebanyakan, pasangan yang sudah menikah akan berusaha untuk cepat-cepat memiliki anak. Namun, tidak sedikit dari pasangan muda yang mengalami kesulitan atau bahkan sengaja menunda memiliki anak karena berbagai alasan.

Seperti yang dilansir dari Kompas Female, sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam Psychological & Personality Science mengatakan bahwa Anda akan lebih unggul dan memiliki harga diri yang lebih tinggi ketika belum memiliki anak.

Penemuan ini berdasarkan sebuah penelitian yang dipimpin oleh psikolog Wiebke Bleidorn dari University of California, Davis.

Tim peneliti memantau 187 pasangan pengantin baru di Belanda selama lima tahun. Kemudian, mereka diminta memberikan penilaian diri setiap tahunnya.

Mereka memperkirakan bahwa akan ada penurunan tiba-tiba dalam harga diri seseorang setelah memiliki anak. Lalu, ketika buah hati mencapai usia tiga tahun, harga diri orangtua akan kembali menguat. 

Ternyata, hasil yang mereka temukan tidak demikian.

Seorang ibu mengalami peningkatan harga diri sebelum melahirkan dan mengalami penurunan mendadak dalam setahun setelah melahirkan. Kemudian, di tahun-tahun berikutnya, ibu masih mengalami penurunan harga diri yang terjal.

Penurunan juga terjadi pada seorang Ayah, tetapi tidak sedrastis ibu. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan karena tekanan untuk seorang ibu lebih besar daripada ayah ketika mengasuh anak.

"Meskipun kelahiran anak umumnya dianggap positif, hal ini masih terkait dengan berbagai tantangan berat yang akan dihadapi orangtua," tulis para peneliti.

Mereka melanjutkan, "Aspek-aspek negatif tersebut juga terasa lebih nyata sehingga dapat mengimbangi atau bahkan mengurangi karakteristik positif yang lebih abstrak dari acara tersebut."

Para penulis juga menjelaskan bahwa selama bulan-bulan pertama, orang tua yang baru memiliki anak biasanya akan kewalahan dan mengalami tekanan.

Mereka tiba-tiba harus belajar sebagai pemula mengenai cara membesarkan anak sehingga menjatuhkan rasa percaya diri mereka.

Walaupun alasan-alasan di atas menguatkan keinginan Anda dalam menunda memiliki anak, akan tetapi ada beberapa hal yang harus Anda ingat.

Salah satunya adalah fakta bahwa objek penelitian ini hanya pasangan Belanda, sehingga latar belakang mereka berbeda dengan orangtua di Indonesia yang biasa dibantu oleh pengasuh bayi.

Lalu, walaupun pasangan muda Indonesia tidak memiliki pengasuh bayi, anggota keluarga lainnya seperti nenek dan kakek hadir untuk membantu.