Punya dan membesarkan anak di tengah perkembangan era digital yang semakin pesat tentu membutuhkan cara khusus. Kemudahan mendapatkan informasi dari segala sumber serta kecanggihan teknologi yang kian lama membuat masyarakat modern menjadi ketergantungan jelas bukan perkara mudah.
Generasi alfa yang konon merupakan generasi yang lahir di era tahun 2010 ke atas adalah generasi terkini yang merupakan generasi melek digital dan teknologi. Meski diklaim lebih pintar dan cerdas dalam soal akademisi dan proses kreatif, ternyata anak-anak generasi alfa malah diprediksi memiliki kecenderungan kesepian lantaran jumlah saudara lebih sedikit dan lebih banyak berinteraksi melalui teknologi, cenderung cuek bahkan bisa mengarah ke antisosial.
“Ciri-ciri anak generasi alfa adalah tidak lepas dari gadget, fokus dan terobsesi pada produk baru yang berhubungan teknologi, kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas, malas meningkatkan kemampuan serta saudara kandung sangat sedikit, kemungkinan anak tunggal sangat besar,” jelas Dr. Neil Aldrin, M.Psi, Psikolog, dosen pascasarjana di salah satu universitas swasta di Jakarta, coach dan konsultan di perusahaan, serta trainer hipnoterapi.
Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua ketika mengasuh dan mendidik anak generasi alfa menurut Aldrin. Apa sajakah? Simak ulasannya berikut:
Peka terhadap perubahan zaman
Orangtua mau tak mau harus peka terhadap perubahan zaman dan mengikuti perkembangan teknologi. Dengan begitu, dapat membimbing anak untuk menggunakan teknologi secara bijak dan tepat.
Baca: Menyambut Lahirnya Anak Generasi Alfa yang Melek Digital
“Generasi ini sangat melek teknologi. Dalam hitungan sebentar saja, mereka dapat menguasai teknologi yang makin canggih. Ya, bagaimanapun pengasuhan dan pendidikan anak perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman sang anak yang notabene terus dipengaruhi perkembangan teknologi,” ujar Aldrin.
Selalu damping anak saat menggunakan teknologi
Akses informasi yang demikian terbuka memudahkan anak untuk membuka konten apa saja. Meski telah diupayakan pemblokiran, selalu saja ada celah untuk bisa masuk ke area terlarang, misalnya pornografi. Karena itu, orangtua perlu mendampingi anak dalam menggunakan sarana teknologi.
Baca: Beda Pola Asuh Orangtua Generasi Baby Boomer dan Generasi X
Asah rasa ingin tahu
Kecanggihan teknologi merangsang anak untuk selalu ingin tahu. Karena itu, biarkan anak kreatif mengutak-atik teknologi. Tentu sejauh orangtua harus tetap memantau jangan sampai mengakses area terlarang.
Jalin komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah antara orangtua dan anak sangatlah penting. Di era kecanggihan teknologi, komunikasi tatap muka sepertinya sudah menjadi nomor dua. Kebanyakan individu cenderung menggunakan sarana teknologi dalam berkomunikasi. Padahal dengan komunikasi dua arah atau tatap muka, selain menciptakan bonding, kita juga akan lebih bisa menggali apa yang ingin diketahui anak, apa yang ingin diceritakan, atau masalah apa yang dihadapinya.
Baca: Cara Bermain Tepat untuk Generasi Z Usia Pra Sekolah
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR