Perubahan pada tubuh sangat erat kaitannya dengan fluktuasi hormonal. Seperti yang juga terjadi pada organ tubuh perempuan, sebut saja vagina dan payudara. Menurut Richard Bleicher, dokter bedah kanker, faktor penyebab perubahan bentuk dan ukuran payudara lain selain hormonal adalah pola makan, obat-obatan, dan aktivitas sehari-hari.
Yuk, ketahui 9 faktor penyebab perubahan bentuk dan ukuran payudara.
Baca: 7 Jenis Bentuk Payudara Perempuan dan Bra yang Sesuai
Siklus haid Siklus menstruasi yang mengakibatkan fluktuasi hormonal, terutama estrogen dan progesteron bisa membuat payudara berubah. Ketika kedua hormon itu mencapai puncaknya, payudara akan lebih penuh dan kencang.
Sementara sepekan setelah masa haid, estrogen dan progesteron kadarnya sangat rendah. Di periode ini ukuran payudara ikut menyusut.
Perubahan berat badan Payudara terbentuk dari jaringan payudara dan jaringan lemak. Saat berat badan naik, ukuran payudara ikut bertambah dan saat kita menjadi lebih langsing, payudara tampak mengecil.
Baca: Masa Sih, Tak Memakai Bra Malah Mencegah Payudara Turun?
Jumlah pertambahan dan penurunan lemak di payudara dipengaruhi oleh komposisi payudara. Sebagian wanita memiliki payudara lebih padat, yang berarti mereka punya lebih banyak jaringan payudara dan lebih sedikit jaringan lemak, maka penambahan berat badan tak akan terlalu berdampak pada payudaranya. Sebaliknya, perempuan yang memiliki jaringan lemak lebih banyak akan lebih kentara perbedaannya.
Pubertas Perubahan yang terjadi saat pubertas sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan estrogen. Pertumbuhan payudara merupakan tanda awal dimulainya pubertas. Terkadang, kecepatan perkembangan payudara kanan dan kiri berbeda.
Butuh beberapa tahun sampai payudara mencapai ukuran maksimalnya. Rata-rata anak perempuan mendapat haid pertamanya 2,5 tahun setelah pertumbuhan payudara dimulai.
Baca: 3 Perbedaan Tumor Jinak dan Kanker Payudara
Kehamilan Perubahan yang terjadi pada payudara merupakan cara tubuh mempersiapkan diri untuk menyusui bayi. Pembuluh darah hingga saluran susu, berubah untuk memproduksi susu. Proses ini mengakibatkan pembengkakan dan perasaan penuh pada payudara. Ukuran puting dan aerola (area kehitaman di sekitar puting) juga sering berubah.
Menyusui Setelah persalinan, akan terjadi peningkatan hormon prolaktin yang tinggi yang mengirimkan sinyal ke kelenjar mamari untuk memproduksi ASI.
Baca: 7 Tanda Peringatan Kanker Payudara yang Sering Tak Disadari
Hubungan seks Saat melakukan foreplay, detak jantung dan tekanan darah meningkat, yang bisa menyebabkan payudara membengkak dan pembuluh darah lebih menonjol. Puting juga lebih tegak, dan aerola membesar.
Menopause Payudara merupakan organ yang sangat sensitif pada hormon. Karena itu di masa menopause, ketika hormon estrogen menurun, payudara pun tampak mengecil. Selain itu, payudara juga menjadi lebih lembek dan mulai kendur.