Ini Alasan Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara!

By , Kamis, 25 Agustus 2016 | 05:15 WIB
Hati-hati, Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara! (Nova)

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa melatonin, yaitu hormon yang diproduksi oleh otak manusia pada malam hari sangat berkaitan dengan siklus tidur serta penekanan terhadap risiko munculnya tumor.

Sementara para pakar bidang medis sedang mencoba menemukan solusi mencegah risiko kanker payudara, hasil temuan mengungkapkan bahwa salah satu caranya dengan memiliki waktu tidur yang cukup.

“Anda mungkin bisa melihat beruang di kebun binatang, tapi Anda hanya bisa mengerti perilaku beruang dengan mengikuti perkembangannya setiap hari di alam liar. Ini sama saja dengan kebiasaan sehari-hari yang mana sangat berkaitan dengan risiko penyakit,” kata peneliti studi, David Arnosti, Professor di Michigan State University di Amerika Serikat.

Baca: 3 Perbedaan Tumor Jinak dan Kanker Payudara

Para peneliti juga berspekulasi bahwa kekurangan hormon melatonin yang mana menjadi bagian dari pola istirahat dan tidur para masyarakat modern akan berisiko tinggi meningkatkan penyakit kanker payudara.

Studi terakhir juga menunjukkan bahwa melatonin mampu menekan perkembangan sel punca atau stem cells, yang mana mendukung bukti ilmiah dari penelitian soal akibat kurang tidur pada manusia terutama perempuan.

Baca: 7 Tanda Peringatan Kanker Payudara yang Sering Tak Disadari

“Untuk eksperimen, peneliti mengembangkan tumor dari sel punca yang dikenal dengan nama Mammospheres. Mammospheres adalah istilah medis yang mana juga berkorelasi dengan perkembangan tumor akibat hormon estrogen ilmiah atau disebut dalam medis Bisphenol A atau BPA yang banyak ditemukan dalam kemasan makanan plastik,” ujar Juliana Lopes, peneliti dari Sao Paolo, Brasil.

Menjaga produksi melatonin secara siginfikan mampu menekan angka dan jumlah mammospheres.

Baca: Begini Cara Dokter Menangani Kanker Payudara

“Studi ini dibangun atas prinsip yang mana sel punca kanker sangat berkaitan dengan produksi hormone alamiah yang sangat penting dan berdampak langsung pada risiko kanker,” ujar Juliana, seperti yang tertulis dalan Journal Genes and Cancer.

Sumber: Boldsky