"Ini bukan hanya planet batuan terdekat, tetapi planet di luar tata surya yang terdekat yang pernah ditemukan. Sebab, tak ada lagi sistem keplanetan yang lebih dekat dengan tata surya," kata Escude.
Dengan teknologi saat ini, manusia masih membutuhkan ribuan tahun untuk mencapai Proxima b. Masa hidup satu generasi saja tak cukup.
"Pastinya, ke sana sekarang adalah fiksi ilmiah. Namun, orang akan berpikir, bukan hanya bayangan para akademisi untuk mengirim wahana antariksa ke sana," ungkap Escude seperti dikutip BBC, Rabu.
Belum diketahui apakah planet tersebut memiliki atmosfer seperti Bumi. Meski demikian, Escude optimistis bahwa dalam 10 tahun ke depan, ada tidaknya atmosfer di Proxima b akan ditemukan.
Keberadaan atmosfer akan menentukan apakah Proxima b benar-benar bisa menjadi rumah masa depan manusia. Jika tidak, suhu di permukaan itu akan terlalu dingin untuk manusia.
Pengiriman wahana antariksa khusus untuk meneliti Proxima b bisa dilakukan agar karakteristik planet itu lebih cepat terungkap.
Apa jadinya kalau manusia hidup di sana? Pengalamannya akan berbeda dengan di Bumi. Bila atmosfer planet itu seperti Bumi, warna senja di sana seperti senja pada akhir musim semi.
Namun, bintang di sana akan terlihat diam, tak seperti Matahari. Sebabnya, hanya satu sisi planet yang menghadap bintang induk.
Walau masih banyak pertanyaan, kalangan astronom menyambut gembira temuan ini. "Punya bintang terdekat dengan planet yang berpotensi layak huni sangat mengagumkan," kata Edward Guinan dari Vilanova University kepada NPR, Rabu.
Yunanto Wiji Utomo / Kompas.com