Kisah Clare, Nenek yang Lulus SMA di Usia 100 Tahun

By Ade Ryani HMK, Kamis, 11 Mei 2017 | 07:15 WIB
Clare Picciuto menerima ijazah SMA di usia 100 tahun tepat di hari ulang tahunnya (Ade Ryani HMK)

Seabad silam, perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi terbilang amat langka. Mereka lebih disarankan menikah dan mengurus rumah tangga atau bekerja mencari uang untuk membantu perekonomian keluarga.

Kondisi sosial seperti itu terjadi di belahan bumi mana pun, tak terkecuali di Amerika Serikat. Adalah Clare Picciuto, seorang gadis yang tak lulus SMA di Massachusetts.

Ketika itu di tahun 1930-an, Clare bukannya tak sanggup mengikuti pelajaran sehingga gagal melanjutkan pendidikan. Namun, ia dilarang meneruskan sekolah karena keluarga memintanya segera bekerja demi menopang kelangsung hidup. Padahal, “Semua saudara laki-lakinya diizinkan melanjutkan pendidikan mereka,” kata Deborah, putri Clare pada ABC News.

Yang mengagumkan, meski Clare meratapi nasibnya yang tak bisa menyelesaikan SMA, rupanya ia tak pernah kehilangan rasa cinta dan haus untuk belajar. Seperti yang dituturkan Deborah, semangat itu tetap dimiliki Sang Ibu.

Clare membaca banyak buku ensiklopedia dan kamus sebagai kegiatan menyenangkan. Dan juga selalu mengingatkan Deborah untuk jangan pernah menyia-nyiakan sekolah. Tak lupa Clare juga selalu menasihati anak dan cucu-cucunya agar belajar sebaik mungkin.

“Ibu sudah melihat banyak sekali kelulusan, ketika saya SMA, kuliah dan berulang kembali ketika anak-anak saya menamatkan sekolahnya. Tapi, Ibu sendiri tak pernah merasakannya,” ungkap Deborah. Sebagai hadiah istimewa, “Aku ingin mempersembahkan hal yang paling ibu impikan sejak muda.”

Kemudian, sang putri pun mengatur sedemikian rupa agar pihak sekolah negeri North Reading, yang diwakili Jon Bernard datang dan memberi ibunya ijazah SMA yang jadi kado ulang tahun mengejutkan itu!

Sebab hingga 80 tahun berlalu setelah Clare meninggalkan bangku sekolah, ia tentu tak pernah mengira bakal mendapatkan ijazah kelulusan yang dianggap layak untuk dirinya.

Sungguh amat berkesan. Terlebih, tanda kelulusan itu diserahkan tepat di hari ulang tahunnya yang ke-100 pada Rabu (24/8) lalu. Clare menghadiri acara bingo day yang digelar di Edith A. O’Leary Senior Center, Massachusetts.

Momen ini menjadi begitu mengharukan ketika Clare juga mengenakan topi dan toga ketika menerima ijazah tersebut, selayaknya yang terjadi pada siswa di hari kelulusan.

“Saya bilang pada Clare bahwa menurut saya, pengalaman hidupnya sendiri telah meraih gelar kehormatan dan diploma,” kata Jon. Clare merupakan wanita yang pandai dalam bicara, tajam, dan positif.  “Dia benar-benar mewakili semua hal yang seharunya kita cita-citakan,” tambahnya.

Kekaguman juga dilontarkan Mary Prenney, yang mengurus para lansia di kota tempat tinggal Clare. “Clare adalah warga tertua di sini, ia juga menjadi relawan tertua dan rasanya semua orang tahu dia sangat hebat. Penuh semangat, begitu bugar di usianya dan punya kepribadian menyenangkan.”  

Buktinya, ia tak pernah membiarkan usia menghalangi keinginannya untuk terus belajar dan menikmati hidup. Lalu apa reaksi Clare soal hadiah istimewa tersebut? “Ya, ini memang layak untukku. Aku menantinya selama hampir 100 tahun,” ujarnya disambut tawa haru mereka yang menemaninya.