Boleh jadi kabar membanggakan ini menjadi salah satu bukti bahwa geliat industri mode tanah air kian dinamis. Betapa tidak, selain gaya hijab Indonesia yang diharapkan mampu menjadi tendensi mode muslimah secara global, kekayaan tekstil dan kulit asal Indonesia juga ternyata menjadi keunggulan di kancah mode internasional.
Hal ini ditandai dengan keikutsertaan Indonesia untuk yang pertama kalinya dalam Collection Premiere Moscow, yakni sebuah pameran dagang berskala internasional yang bertempat di Expo Center Moskow.
Sekedar informasi, Collection Premiere Moscow merupakan ajang B to B yang telah berlangsung selama 14 tahun dan diselenggarakan sebanyak 27 kali. Acara ini juga menjadi ajang pameran dagang mode terbesar di Eropa Timur yang menampilkan 990 label fashion dari 33 negara dan dihadiri oleh 21.200 buyers dari 45 negara di dunia.
Baca: Busana Batik Kudus Padma Denny Wirawan di New York Fashion Week 2016
Tentu seperti umumnya pameran dagang di kota besar atau di Negara-negara lainnya, CPM Moscow Spring/Summer 2017 yang merupakan singkatan dari Collection Premiere Moscow juga membuka kesempatan bagi para label serta desainer berbakat di seluruh belahan dunia untuk turut mempresentasikan karya pilihan terbaiknya.
Adapun empat nama label mode asli Indonesia terpilih tersebut ialah Itang Yunasz Ready to Wear, Ardistia New York, Alleira Batik dan Warnatasku. Keempat label tersebut tentu bukanlah nama-nama sembarangan. Keempatnya pun tercatat memiliki rekam jejak cakupan ekspor karya yang cukup luas mulai dari Negara-negara di Asia, Amerika hingga Eropa.
Baca: Kami Idea Hadirkan Busana Hijab ‘Origami’ di HijUp Jakarta Fashion Week 2016
Keempat label ini juga membawa lebih dari 24 koleksi untuk ditawarkan sebagai opsi tampil gaya di Spring/Summer 2017 mendatang.
Seperti halnya Warnatasku yang mengusung produk kreasi tas serta kain tenun Maumere yang sudah berusia 105 tahun.
“Kami sengaja membawa kain ini agar para buyers dapat melihat bukan saja keindahan motif, tetapi juga kekuatan wastra Indonesia,” ujar Ervina dari Warnatasku.
Antusiasme juga diucapkan oleh desainer senior ternama muslimah Indonesia, Itang Yunasz. Itang mengaku sangat optimis dengan pasar Eropa Timur, terlebih untuk koleksi modest wear.
Baca: Tradivolusi: Deskripsi Peragaan Busana Karya Obin di Jakarta Fashion Week 2016
Komentar ini senada dengan yang diutarakan oleh Ardistia Dwiasri, desainer Indonesia yang berada di balik label Ardistia New York.
“Jika dibandingkan dengan acara serupa di Paris yang pernah saya ikuti, event di CPM Moscow ini lebih ‘hidup’ dan selaluramai pengunjung,” ujar Ardistia yang memulai kiprah modenya di New York tersebut.
Kehadiran Indonesia di CPM Moscow adalah inisiasi Kementerian Perindustrian dan PT Aura Convex dengan didukung penuh oleh sejumlah pihak seperti Garuda Indonesia, Kementerian Perdagangan, BNI 46, KBRI Russia,Wardah Cosmetic, dan Mido Indonesia.
Partisipasi Indonesia dalam Collection Premiere Moscow ini diharapkan semua pihak berlangsung konsisten sehingga menjadi lokomotif industri tekstil dan fashion Indonesia di pasar global. Sehingga cita-cita Indonesia menjadi pusat industri mode muslimah dan mode dunia pada tahun 2020 serta 2025 dapat tercapai.