Bayi penderita hidrosefalus berusia 1 tahun 10 bulan,Stefanus Moreto, terpaksa menjalani perawatan di rumah akibat keterbatasan biaya.
Anak kedua dari pasangan Jemris Mareto (31) dan Isnawari Gogali (30) ini mengidap hidrosefalus sejak lahir pada 2 Desember 2014.
Stefanus tinggal di di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Minggu (16/10/2016).
Dalam sebuah kamar kecil yang berdinding papan dan beratap daun rumbiah, Stefanus terus menangis menahan rasa sakit dengan kepala yang membesar.
Kepada sejumlah media, Isnawari menjelaskan, Stefanus dilahirkan dengan operasi caesar. Itu lantaran saat masih di dalam perut, dokter sudah mendiagnosis Stefanus menderita hidrosefalus, penyakit yang menyerang otak.
Pasca-kelahiran, Stefanus dianjurkan untuk mendapat perawatan lebih lanjut di puskesmas atau rumah sait. Namun, karena tak punya biaya, Stefanus dirawat Jemris dan Isnawari di rumahnya, tanpa pengetahuan medis yang memadai.
Baca juga: Menderita Hidrosefalus, Bayi 8 Bulan Ini Butuh Bantuan
Kondisi Stefanus kian memprihatinkan. Seiring bertambahnya usia, lingkar kepala Stefanus terus membesar. Kini lingkar kepalanya berdiameter 90 sentimeter.
Sementara berat badan 16 kilogram, 10 kilogram di antaranya adalah berat kepala.
Stefanus kerap menangis, tak tahan dengan sakit kepala. Penyakitnya menekan ubun-ubun. Efek hidrosefalus juga merambat ke pernapasan dan pencernaan.
"Stefanus sulit bernapas dan menelan," kata Iswanari.
Stefanus saat ini mengonsumsi bubur, selain ASI. Tak ada makanan dengan gizi seimbang untuk bayi yang diberikan kepada Stefanus.
‘’Untuk sementara karena sudah mulai diliput media, sudah ada yang datang memberikan bantuan, namun masih sebatas untuk kebutuhan seperti selimut dan bantal, untuk yang berupa uang belum ada,’’ kata Iswanari.
Kedua orangtua Stefanus Mareto sangat berharap bantuan baik dari Pemerintah Kabupaten Poso maupun warga. Mereka ingin Stefanus berobat ke rumah sakit yang memiliki fasilitas dan mampu menangani bayi yang menderita hidrosefalus.
Mansur / Kompas TV