Agar Tak Konsumtif, Ini Cara Mengajarkan Anak Mengelola Uang Sesuai Usia

By nova.id, Selasa, 18 Oktober 2016 | 08:45 WIB
Agar anak tak konsumtif, coba ajar anak soal mengelola uang sesuai tingkat usianya (nova.id)

Kemampuan seseorang mengelola keuangan tentu tidak muncul tiba-tiba. Selalu ada proses pembelajaran dalam memahami konsep dan cara “memperlakukan” uang.

Kemampuan untuk mengelola uang merupakan life skill yang penting dimiliki setiap orang. Sejak usia dini sebaiknya konsep uang dikenalkan dan diajarkan pada anak.

Dengan begitu, kelak saat ia makin besar dan dewasa, ia dapat mengerti dan paham cara mengelola keuangan yang benar, tidak menjadi orang yang konsumtif dan boros, tapi juga tidak kikir.

Baca: Fenomena Anak Gemar Barang Bermerek Mahal, Bagaimana Menghadapinya?

Menurut Ligwina Hananto, founder dan CEO QM Financial, caranya tentu disesuaikan dengan usia si buah hati. Berikut di antaranya:

1. Usia Batita

Pada rentang usia ini, terutama pada usia dua tahun, anak sebenarnya sudah tahu tentang uang. Tahu tapi belum paham tentang nilai uang dan bagaimana mengelolanya.

Kelak, anak sudah bisa betul-betul paham dan mengerti arti uang, umumnya ketika ia sudah berusia sembilan tahun.

Nah, anak batita ini mulai dapat mengenal uang tentunya dari lingkungan terdekat, yaitu orangtuanya.

Di usia ini, pemahamannya sebatas bahwa untuk membeli mainan, misalnya, dibutuhkan uang yang bentuknya kertas maupun logam. Tapi, tingkat pengetahuannya belum sampai pada arti mahal atau murah.

Secara sederhana, orangtua sudah bisa mengenalkan fisik uang dari warna atau angka untuk nominal uang yang berbeda-beda.

Baca: Bedanya Gaya Orang Kaya Baru dengan Orang Kaya Sejak Dulu

2. Usia Prasekolah

Nah, untuk anak usia selanjutnya, ia mulai bisa mengenal konsep uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran.

Ia bisa belajar dengan hitungan sederhana karena sudah diajarkan di sekolah. Ajak anak berbelanja atau membeli sesuatu di warung dekat rumah.

Cara ini mengajarkan anak tentang transaksi belanja, bahwa barang yang ada di warung/toko harus dibeli dulu sebelum boleh kita bawa pulang.

Kemudian, secara bertahap kita bisa mengenalkan anak tentang konsep anggaran sesuai tingkat pemahamannya.

Misal, saat kita mengajak sang buah hati berjalan-jalan ke toko buku, kita beri uang sebanyak Rp50 ribu. Uang ini untuk membeli buku atau perlengkapan sekolah yang ia butuhkan.

Selanjutnya, ia akan memerhatikan harga buku atau perlengkapan tersebut berbeda-beda. Sehingga ia dapat memilih harga yang sesuai dengan uang yang ia punya. Dengan begitu, anak pun perlahan belajar mengatur uangnya.

Baca: 7 Kiat Mengajar Anak Hemat

3. Usia Sekolah

Anak usia ini dapat dikenalkan dengan konsep atau teknik BBM yaitu Berbelanja, Beramal dan Menabung. Ketiga hal ini penting dipahami anak secara bersamaan.

Sebab, bila ia hanya tahu belanja, tapi tak tahu menabung, tentu akan tidak seimbang dan tujuan yang ingin dicapai yaitu mampu mengelola keuangan tidak akan tercapai.

Nah, karena ia sudah paham lebih jauh tentang uang maka anak perlu belajar untuk berbelanja.

Misalnya, ketika akhir bulan tiba, kita ajak anak untuk berbelanja kebutuhan bulanan di pasar atau supermarket. Di sini, ia sekaligus belajar mengambil keputusan yang tepat untuk memilih barang.

Baca: Anak Boleh Beli Barang Bermerek, Asal...

Selanjutnya, anak diajarkan untuk menyisihkan uang untuk diamalkan. Misalnya, beramal ketika salat Jumat di sekolah. Cara ini agar anak memahami bahwa uang adalah titipan Tuhan yang juga perlu diberikan kepada yang kurang mampu.

Setelah berbelanja dan beramal, anak penting juga diajarkan mengenai menabung. Makna menabung tentu tidak hanya menyimpan uang secara terus-menerus.

Akan tetapi, proses menabung juga memiliki makna penting yaitu mengajarkan anak menunggu dan menahan diri.

Hilman Hilmansyah/NOVA