"Ternyata UPS di mesin cuci darah adik saya rusak. Sehingga ketika listrik padam, mesin ikut mati," sambung Enrico kepada wartawan.
Lima menit setelah mesin cuci darah mati, Enrico yang berada di ruangan hemodialisa melihat detak jantung Bramanto sudah tidak ada.
Enrico sangat menyesalkan tidak ada dokter yang berupaya menolong adiknya ketika anfal. Dokter Patricia yang bertanggungjawab di ruangan hemodialisa juga tidak ada di tempat.