Jika percik cinta sudah datang, siapa yang sanggup menolaknya? Ya, itulah ungkapan yang bisa menggambarkan perasaan seseorang ketika sedang dilanda kasmaran.
Ada pepatah yang mengatakan bila cinta sanggup menutupi logika. Dalam artian, cinta membuat orang lupa akan hal-hal masuk akal yang semestinya ia pikirkan ketika menjalin biduk asmara dengan orang yang disukainya.
(Baca: Beda Usia 24 Tahun, Ini Brigitte Trogneux Istri Calon Presiden Perancis Emmanuel Macron)
Mencari pasangan yang sempurna sekarang ini rasanya terdengar mustahil. Namun, tentu banyak sekali pertimbangan ketika Anda bermaksud melangkah ke jenjang hubungan yang lebih serius seperti pernikahan atau pernikahan untuk kedua kalinya.
Salah satu contoh paling nyata ialah tentang menjalin tali asmara dengan pria yang lebih muda alias berondong.
Cukup banyak perempuan yang bingung menentukan pilihan atau galau harus mengambil keputusan diantara memenangkan cinta atau pertimbangan lain di belakangnya.
Alasannya jelas. Siapa yang mau disakiti untuk kedua kalinya? Bila pertanyaan ini ditujukan untuk mereka yang terpaksa berpisah dengan pasangan karena adanya perempuan lain. Atau siapa yang sanggup ditinggalkan oleh pria tercintanya dengan berbagai alasan klasik karena mereka di luar rumah yang lebih menarik? Tentunya ini diperuntukka untuk Anda yang pernah mengalami pengalaman pahit saat membangun biduk pernikahan.
Terdengar gampang memang bagi kita pihak luar untuk menyarakan perempuan menikahi pria yang usianya jauh lebih muda. Sebaliknya, hal tersebut justru sulit diterima oleh mereka yang tengah di mabuk asmara.
Nah, jika Anda atau mungkin sahabat dekat Anda sedang mengalami hal yang sama. Inilah 3 pertimbangan utama menikah dengan pria berondong.
(Baca: Ternyata, 30 Persen Orang Selingkuh Akan Kembali Mengkhianati Pasangannya!)
Urusan seks dan menopause Jangan naïf berpikiran bahwa cinta Anda berdua mampu menguatkan segalanya. Anda tidak hidup dalam dongeng indah yang menawarkan kisah asmara yang begitu sempurna. Anda hidup dalam realita yang dalam waktu sedetik saja semua bisa berubah. Termasuk urusan kasih sayang dari pasangan Anda.
Satu hal paling utama yang menjadi fokus tabloidnova.com adalah rentang usia sangat berpengaruh terhadap kecukupan kebutuhan ranjang Anda. Anda tak bisa menampik jika seks memiliki proporsi penting dalam pernikahan yang harmonis. Seks ialah bahasa isyarat cinta bagi pasangan suami istri.
Mudahnya, ketika Anda memutuskan menikahi pria yang jauh lebih muda, sebut saja 5 tahun lebih muda. Maka, masalah menopause akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas ranjang Anda.
(Baca: Ini Dia 7 Ciri Suami Selingkuh!)
“Saya dan suami berbeda usia 6 tahun. Sekarang saya usia 50 tahun dan suami 44 tahun. Di masa menjelang menopause, saya jujur sudah enggan untuk berhubungan seksual dengan suami yang saya nikahi 13 tahun lalu. Ada perasaan malas, nyeri sekaligus khawatir lelah karena bercinta. Suami pun mengungkap keluhannya dengan saya. Jika bukan karena kewajiban seorang istri, rasanya ingin meminimalisasi aktivitas seks dengan suami,” ujar Handayaningsih pada tabloidnova.com .
Faktanya, ketika menjelang menopause atau sudah memasuki menopause, organ intim sulit mengeluarkan lubrikasi atau cairan alaminya ketika berhubungan seks. Ini yang seringkali membuat penetrasi penis terasa sakit bagi perempuan yang sudah menopause.
Padahal, di usia 40 dan 50, kaum pria mengalami lagi yang namanya pubertas kedua. Selain itu, jika tidak menderita penyakit seperti stroke dan diabetes, kaum adam tetap membutuhkan penyaluran seks meski di usia yang sudah lansia.
Barang tentu Anda khawatir pasangan yang lebih muda tersebut tidak terpenuhi kebutuhannya sehingga berpengaruh dengan kondisi pernikahan dan kehadiran orang ketiga nantinya.
(Baca: Saat Suami Terlalu Dekat dengan Rekan Kerja Perempuan di Kantor)
Urusan kedewasaan dan kematangan emosional Tabloidnova.com setuju bila usia bukan patokan kedewasaan seseorang. Namun, ada berbagai hal seperti sikap bijak, sikap dewasa dalam menyikapi permasalahan yang belum tentu dimiliki pria yang lebih muda dalam mengecap manis pahitnya kehidupan.
Ini memang tidak mutlak adanya. Namun, menikahi pria yang lebih muda apalagi yang masih lajang secara mungkin belum tentu lebih baik ketimbang mereka yang usianya sebaya atau lebih tua dari Anda.
(Baca: Menyikapi Kebiasaan Suami yang Suka Melirik Perempuan Lain Saat Bersama Anda)
Urusan kemapanan finansial Seperti pertimbangan kedua di atas, maka urusan finansial juga harus sangat dipikirkan. Begini, terlepas dari masalah pintu rezeki, peluang karier maupun jumlah gaji, perihal finansial juga semestinya menjadi pertimbangan perempuan ketika ingin menikah dengan pria yang lebih muda atau berondong.
Bukan bermaksud bersikap matrealistis juga, tapi siapa yang tidak ingin hidupnya lebih baik dan berkecukupan di hari tua nantinya.
Lain soal jika Anda menikah dengan pria berondong pengusaha yang memang sudah kaya atau mewarisi kekayaan orangtuanya.
Anggaplah pasangan berondong ini adalah pria yang baru 2 atau 3 tahun bekerja di sebuah perusahaan sebagai karyawan.
Simpelnya, menjalani kehidupan suami istri dan nantinya kehadiran anak bukan hanya dengan modal cinta saja, kan?
Kesimpulannya, Anda patut mempertimbangkan 3 hal utama di atas. Namun, kembali lagi semuanya adalah pilihan dan keputusan Anda. Jika Anda sudah mantap dengan pilihan yang diambil, maka Anda juga harus siap dengan segala konsekuensinya. Terpenting adalah percaya, cinta yang tulus serta siap menghadapi risiko di balik keputusan Anda.