Orangtua, Semarah Apapun Anda Lakukan Ini Usai Kelepasan Membentak Anak

By nova.id, Minggu, 6 November 2016 | 04:00 WIB
Gawat! Ini Akibat Buruk Pada Otak Jika Anak Suka Dibentak (nova.id)

Memiliki buah hati tentu menyenangkan, namun proses menjadi orangtua nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Apa pun yang kita lakukan dan katakan akan membentuk kepribadian dan pola pikir anak. Ini berarti sebagai orangtua harus sangat berhati-hati dalam bertindak maupun berkata-kata.

Namun, ada kalanya kita hilang kesabaran saat menghadapi anak dan akhirnya kelepasan menghardik atau membentak dengan nada yang keras. Anda tidak sendirian, hampir semua orangtua pernah sampai pada titik ini.

Namun, membentak bukanlah cara terbaik untuk memberitahu kesalahan anal. Sebelum melakukannya, sebaiknya para orangtua mengetahui dampak buruknya. Seperti dilansir dari HelloSehat, berikut ulasan lengkapnya:

Dampak psikologis membentak anak

Ketika kita masih kecil dan orangtua membentak, apa yang kita rasakan? Tentu rasanya sungguh menakutkan, bukan?

Padahal, rasanya kita hanya melakukan kenakalan yang wajar dilakukan anak-anak seumuran saat itu. Kita pun merasa tidak paham mengapa orangtua bisa begitu marah. Bukannya jadi menghormati dan menghargai orangtua, tapi yang terasa justru kita jadi kesal dan terancam.

Nah, ini pula yang dirasakan anak-anak kita saat orangtuanya kelepasan membentak. Tujuan untuk memberitahu kesalahannya dan mendisiplinkan buah hati pun tak akan tercapai karena anak justru merasa diserang.

Di samping itu, menghardik ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi kondisi psikologis anak dalam jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang semasa kecil dibentak-bentak oleh orang tuanya lebih berisiko mengalami gangguan perilaku dan depresi akibat trauma masa kecil ini.

Baca: Gawat! Ini Akibat Buruk Pada Otak Jika Anak Suka Dibentak

Anak juga akan tumbuh sebagai orang yang lebih agresif secara fisik maupun verbal. Mereka terbiasa melihat agresi atau bentakan sebagai bentuk penyelesaian masalah. Maka ketika mereka sedang menghadapi masalah, solusi yang terpikirkan adalah agresi pula sehingga Anak tak akan ragu menghardik orang lain.

Jika bentakan Anda diikuti dengan kata-kata yang menyakitkan atau menghina, anak akan kehilangan kepercayaan diri dan hidup dalam kegelisahan.

Baca: Ini Ciri Sikap Orangtua yang Kebablasan Saat Marahi Anak

Saat Anda kehilangan kesabaran dan kelepasan membentak anak, jangan terbawa emosi. Lakukan hal berikut agar anak tak trauma dan hubungan sebagai orangtua-anak tetap hangat:

1. Tarik napas dalam

Setelah kelepasan membentak atau menyakiti hati anak, segera tarik napas panjang sedikitnya 3 kali. Jangan berbicara hingga berhasil melakukan hal ini.

Sebab saat emosi, tubuh menjadi tegang, napas memendek, dan jantung berdebar hebat. Menarik napas dalam bisa membantu tubuh lebih rileks sehingga Anda bisa berpikir lebih jernih.

2. Minta maaf dan bertanggung jawab

Ajari anak bahwa melakukan kesalahan itu bukan akhir dunia dan meminta maaf itu penting. Akui kesalahan sebagai orangtua dan minta maaflah pada anak dengan nada yang tenang dan tulus. Sahabat NOVA bisa mencoba bilang, “Maaf ya, nak. Ayah dan Ibu jadi terbawa emosi tadi dan membentakmu.”  

Baca: Agar Teguran Efektif, Hindari Kata "Jangan" Saat Memarahi Anak

3. Mulai lagi dari awal

Ketika Anda membentak-bentak, anak tidak akan sepenuhnya memahami isi perkataan Anda. Jadi setelah meminta maaf, pastikan bahwa emosi Anda telah mereda dan tawari anak untuk memulai kembali percakapan Anda dari awal, tanpa luapan emosi atau bentakan.

Baca: Yang Tak Disukai Anak Dari Orang Tua

4. Jangan memaksakan pembicaraan saat itu juga

Apabila Anda tidak berhasil menenangkan diri, jangan memaksakan diri untuk menyelesaikan pembicaraan dengan anak saat itu juga. Hal ini juga berlaku untuk anak usia diatas balita.

Lebih baik ambil jeda sesaat dan tentukan waktu yang Anda butuhkan agar ketegangan tidak berlarut-larut. Misalnya, katakan bahwa saat ini Anda sedang marah besar dan ingin membereskan cucian dulu sambil menenangkan diri. Setelah itu, lanjutkan kembali pembicaraan Anda dengan anak.

Baca: 5 Omongan Orangtua yang Menimbulkan Luka Batin Anak

5. Ingatkan anak bahwa Anda mencintai mereka

Sehabis dibentak, anak pasti akan merasa kecil hati. Maka penting bagi orangtua untuk mengingatkan anak bahwa Anda mencintai mereka dan hanya sedang merasa lelah dan penuh emosi saat ini.

Tips untuk menahan diri membentak anak

Pada kesempatan selanjutnya, jangan sampai Anda kehilangan kesabaran lagi. Terapkan langkah-langkah berikut untuk menahan diri saat berada di puncak emosi.

1. Kenali emosi dan perasaan Anda

Pahamilah apa yang membuat Anda mengamuk dan kapan Anda mulai terbawa emosi. Misalnya, setiap pulang kerja Anda jadi lebih sensitif. Sadari hal ini dan jangan dijadikan pembenaran untuk memarahi anak. Perhatikan dan jaga nada suara Anda saat berbicara agar tidak meledak-ledak.

Baca: Kebiasaan orangtua penyebab anak jadi depresi lainnya

2. Bicarakan dengan tenang tapi tegas

Untuk memastikan Anda tidak menegur anak secara berlebihan, pilih posisi berbicara yang nyaman, misalnya sambil duduk bersama, bukan berdiri.

Usahakan juga untuk tidak menegur anak di depan orang lain seperti kakak dan adiknya atau asisten rumah tangga supaya Anda terhindar dari tekanan untuk mendisiplinkan anak terlalu keras.