Anda pasti paham benar jika setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak lainnya. Seperti juga tingkat intelegensi, setiap anak mempunyai sifat bawaan yang memang sudah ada sejak lahir yang dipengaruhi oleh pola asuh orangtua serta lingkungan sekitarnya.
Sebut saja sifat pembangkang yang menurut pakar sekarang ini banyak muncul pada generasi anak modern.
Baca: Awas, Salah Pola Asuh Bikin Anak Jadi Antisosial!
Anak begitu mudahnya tidak menjalani aturan atau saran yang sudah ditetapkan orangtua dan melakukan berbagai hal sesuai kemauannya saja. Contoh paling umum ialah seputar masalah pendidikan serta kebiasaan positif yang sebenarnya diperuntukkan untuk kebaikan masa depannya.
Saking gemasnya, umumnya para orangtua tidak sabar menghadapi sifat anak pembangkang yang akhirnya membuat banyak orangtua pun justru memarahi anak dengan cara berteriak atau lantas menghukum anak tersebut karena tidak menaati peraturan yang dibuat orangtua.
Baca: 7 Pola Asuh Penyebab LGBT Menurut Elly Risman
Ini kata psikolog, Ayoe Sutomo, perihal kondisi yang seringkali ditemukan ketika mendidik dan membesarkan buah hati.
“Anak dengan sifat pembangkang umumnya adalah hasil dari pola asuh otoriter atau pola asuh inkonsisten. Anak terbiasa diasuh dengan pola komunikasi satu arah yang membuat mereka justru merasa tidak didengar aspirasinya,” kata Ayoe.
Baca: Patut Dicontoh, 2 Gaya Pola Asuh Anak ala Pangeran Kerajaan Inggris!
Untuk itu, lanjut Ayoe, sebagai orangtua Anda diharuskan menekan atau bahkan bisa berdamai dengan emosi diri sendiri demi menerapkan tipe pola asuh yang tepat untuk anak pembangkang.
“Biasakan anak dengan pola asuh positif. Fokus pada kelebihan anak dan biasakan model komunikasi yang berbentuk diskusi. Jadi dalam setiap keputusan anak dilibatkan,” saran Ayoe.
Baca: Lakukan Ini Jika Suami-Istri Punya Pola Asuh Berbeda
Ayoe pun sangat menganjurkan para orangtua untuk mengubah perilaku yang tidak konsisten sehingga dapat menjadi contoh buruk bagi anak. Pasalnya orangtua adalah role model utama bagi setiap buah hati. Misalnya, dalam aturan tidak merokok, aktivitas jam malam, menaati peraturan lalu lintas dan masih banyak lainnya.
Memposisikan diri sebagai sahabat anak juga dapat membuat anak merasa ia didengar dan diperhatikan. Cara ini banyak diterapkan oleh orangtua di era modern sebagai penyeimbang akan sikap anak generasi sekarang yang cenderung lebih kritis dan skeptis.
KOMENTAR