Cerita di Balik 4 Motif Lawas Busana Mode Dunia

By nova.id, Jumat, 11 November 2016 | 04:45 WIB
Cerita di Balik 4 Motif Lawas Busana Mode Dunia (nova.id)

Motif Argyle GEEK IS THE NEW SEXY Si berlian atau si belah ketupat dengan garis tumpang tindih ini diciptakan sekitar abad 17. Motif ini merupakan modifikasi motif tartan yang berasal dari daerah Argyle, Skotlandia Barat. Konon, bermula saat warga menggunting kain tartan mereka menjadi potongan-potongan berbentuk belah ketupat untuk penutup kaki. Motif ini kemudian banyak digunakan pada kaus kaki, sweater rajut, serta rok dengan teknik jahit rajut intarsia.

Begitu populernya, sejak tahun 1920-an motif ini menjadi motif ikonik salah satu brand knitwear ternama Skotlandia, Pringle of Scotland. Setelah Perang Dunia I, motif argyle makin populer. Brand Brookes Brother membawa pola ini ke Amerika dan memproduksinya dalam skala dunia.    

Di Amerika, motif argyle identik dengan gaya preppy. Slogan “Geek is The New Sexy” membuat kalangan selebriti dunia sering menggunakan motif ini, di antaranya Chloe Moretz dengan sweater rajutnya, Taylor Swift dengan leggingnya, serta mantan model Claudia Schiffer.  

Baca: Busana Muslimah Motif Batik Khas Jawa Nuansa Modern Untuk Lebaran

Motif Polkadot MINNIE MOUSE HINGGA WINSTON CHURCHILL Berawal tahun 50-an saat Marlyn Monroe berpose menggunakan bikini motif polkadot, si bulat-bulat ini pun menjadi populer. Padahal, ternyata motif yang identik dengan kesan playful ini banyak digunakan para pria jauh sebelum itu.

Salah satunya, dasi kupu-kupu polkadot hitam putih pelengkap setelan jas perdana menteri Inggris, Winston Churchill. Atau, bahkan tokoh kartun Disney, Minnie Mouse kerap hadir dengan rok dan pita polkadot di tahun 1928.    

Setelah itu, para perancang dunia seperti Pierre Balmain, Balenciaga, Christian Dior, dan lainnya tak mau ketinggalan merancang gaun cantik hingga aksesori bermotif polkadot nan genit. Akhirnya, si bulat ini pun pamornya melejit di tahun 1950-an.

Tahun 1960, Bryan Hyland pun ikut mengantarkan si polkadot meraih kejayaannya lewat lagu Itsy Bitsy Teenie Weenie Yellow Polkadot Bikini. Kemudian motif ini mulai merambah ke dunia seni pada era Pop Arts yang digawangi seniman seperti Yayoi Kusama dan Roy Lichtenstein.

Tahun 2012 rumah mode Marc Jacobs dan Louis Vuitton terinspirasi karya Yayoi Kusama sehingga mengeluarkan motif polkadot. Dan sekarang hampir di setiap musim setiap desainer memamerkan motif polkadot ini dalam garis rancangnya masing-masing. Misalnya, edgy sexy dari Dolce & Gabbana atau preppy look ala Burberry.

Baca: Cantiknya Busana Batik Motif Floral Bersiluet Feminin dari Alleira Batik

Motif Tartan WARNA MENENTUKAN STATUS SOSIAL Sejak abad 16, kain dengan motif tartan diciptakan dari proses tenun dan digunakan sebagai baju nasional Skotlandia. Awalnya hanya berupa blus panjang di atas lutut namun, akhirnya motif ini lebih dikenal sebagai rok kilt yang dipakai para pria Skotlandia.

Uniknya, motif berbentuk garis panjang ini memiliki banyak warna dan masing-masingnya digunakan untuk mengidentifikasi daerah asal si pemakai, menentukan klan, status sosial dan dari keluarga mana ia berasal.

Sayangnya, pada saat perang tahun 1745, tentara Inggris membumihanguskan semua kain dan peralatan tenun kain tartan di sepanjang dataran tinggi Skotlandia. Alhasil, tidak satupun contoh motif tartan berdasarkan masing-masing klan tersisa. Dan akhirnya motif tartan tetap dibuat tanpa menggunakan identifikasi klan.

Dalam sejarahnya, Ratu Victoria sangat berjasa menaikan popularitas motif tartan di kalangan wanita dengan mengenakannya selama berkunjung ke Skotlandia pada tahun 1842. Saat ini, pengguna motif tartan sudah meluas dengan material kain yang berbeda-beda. Para selebriti Hollywood yang suka memakai motif ini adalah Jesica Alba, Emma Watson, dan Lucy Liu. Motif tartan pun hadir dengan paduan jaket kulit nan modern, blus hitam off shoulder, atau sekalian tabrak motif untuk memberi kesan kontemporer.  

Baca: Busana Batik Kudus Padma Denny Wirawan di New York Fashion Week 2016

Motif Houndstooth JUBAH PENGGEMBALA YANG MENDUNIA Sama dengan tartan, motif houndstooth juga berasal dari Skotlandia. Motif klasik hasil tenunan keper berbentuk kotak-kotak bergerigi ini merupakan hasil persilangan sekurangnya dua warna benang yang berbeda, biasanya hitam dan putih, dan dalam ukuran kecil hingga besar.

Pada abad 19 dikenal dengan nama houndstooth karena motif segi empatnya yang menyerupai gigi anjing. Di Prancis motif ini lebih dikenal dengan sebutan pied de poule yang artinya kaki ayam. Motif houndstooth selanjutnya dijahit menjadi jaket, jubah atau cape yang biasanya dipakai para penggembala domba tahun 1930-an.

Tahun 1940-an motif ini menjadi naik kelas setelah banyak kalangan jetset Amerika menggunakannya baik untuk pakaian wanita atau jas untuk pria. Houndstooth semakin populer di dunia fashion setelah desainer papan atas mengeskplorasinya, antara lain Channel, Louis Vuitton, dan bahkan Christian Dior sampai menciptakan busana couturenya berupa sepatu lancip dan desain botol parfum Miss Dior dengan memakai motif ini.

Sementara Balmain mendesain busana warna klasik hitam putih berupa blazer dan rok pensil bermotif houndstooth. Stella McCartney membuat busana dengan potongan yang lebih minimalis. Public figure yang menyukai motif vintage, seksi, dan elegan ini di antaranya Jackie Kennedy, Dita Von Teese, dan Kim Kardashian.

Ita Adnan/TabloidNova Dari Berbagai Sumber