Diancam Akan Dibully, Pelajar SMP Ini Dipalak Temannya Sendiri

By nova.id, Kamis, 24 November 2016 | 09:18 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Seorang pelajar SMP di Yokohama pindahan dari sekolah yang berada dekat tempat pembangkit tenaga nuklir Fukushima, ternyata bukan hanya dibully tetapi juga dipalak oleh temannya sebesar 1,5 juta yen.

"Anak saya dipalak temannya 1,5 juta yen. Apakah pihak guru dan dewan pendidikan kota tak bisa berupaya mengatasinya?" kata ayah sang anak melalui pengacaranya, Rabu (23/11/2016).

Diakui sang ayah dia pernah melaporkan kepada guru-guru sekolahnya tetapi tak mendapat tanggapan yang berarti dari mereka.

Sementara Inspektur Dewan Pendidikan Yokohama Yuko Okada menyatakan keprihatinannya.

"Langkah-langkah pencegahan akan kami lakukan agar tak terulang di masa depan. Mungkin saat dilaporkan pertama kali sejak tahun lalu pihak sekolah tidak menanggapi dengan baik dan cepat, sehingga terjadilah hal ini," kata Okada.

Baca juga: Duh, Perempuan Ini Sering Dibully Teman Sekolahnya Gara-gara Alis

Dewan Pendidikan Yokohama melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa uang palak hanya 80.000 yen diterima oleh 10 pelajar yang melakukan bully terhadap korbannya tersebut yang berasal dari Fukushima.

Korban selalu dibully sebagai "jamur" atau penyakit dan "ditakutkan" penyakit terkontaminasi radioaktif karena dekat PLTN Fukushima, menyebar kepada pelajar lain.

Sepuluh pelajar yang membully mengakui menerima uang tersebut namun sesuai kesepakatan mereka berusaha menghentikan bullynya terhadap korban setelah mendapatkan uang.

Kasus bully pelajar Fukushima yang pindah ke Tokyo atau Yokohama dan sebagainya, memang dialami beberapa pelajar Fukushima.

Seorang ibu mengakui anaknya juga dibully di Tokyo saat pindah sekolah karena pelajar lain "takut" radioaktif pada tubuh sang pelajar dari Fukushima menyebar kena pelajar lain.

"Anak saja dibully sebenarnya oleh teman-temannya karena teman-temannya takut kalau terkena radioaktif juga dari anak saya yang dipikirnya tercemar radioaktif berasal dari Fukushima. Tapi saya menceramahinya terus hampir setiap hari agar bersabar dan bertahan terhadap bully-bully itu," katanya dengan wajah sedih.

Richard Susilo / Tribunnews