Tarmizi (42), warga Desa Trieng Gadeng, Kecamatan Trieng Gadeng, Pidie, terbaring lemah di bawah tenda tepat di samping kanan Rumah Sakit Umum Daerah Pidie, Rabu (7/12/2016).
Dia tidur di bawah dengan tempat tidur pas seukuran tubuh di bawah tenda yang sumpek dan panas itu. Pendingin ruangan yang dipasang di atasnya tak mampu mendinginkan suasana di dalam tenda.
Di sampingnya, sang istri, Nurmawati (32) dan buah hatinya Khazia Muntada (6,5 bulan) duduk setia menemani. Sang bocah terlihat segar.
Meski begitu, terlihat luka lecet pada kaki kanan dan pinggangnya, sedangkan sang istri terkilir pada bahu kanan.
“Saat gempa kami sedang tidur. Kejadiannya sekitar jam 5.00 WIB lewat sedikit. Begitu atap rumah jatuh, saya melindungi putri saya dengan menutup tubuhnya dengan tubuh saya,” katanya lirih.
Suaranya nyaris tak terdengar. Seng dan sebagian batu bata yang jatuh itu pun menimpa tubuh Tarmizi. Telinga kirinya nyaris putus. Kini berbalut perban. Sedangkan batu bata menghantam kepalanya. Wajah dan sekujur tubuhnya bengkak.
“Kami tiba di rumah sakit ini sekitar jam 11.00 WIB,” ujar Nurmawati.
Gempa bermagnitudo 6,5 hanya terjadi 15 detik. Saat rumah mulai roboh, Tarmizi menggendong bayi sembari menarik tangan istrinya keluar rumah. Bahkan, dia tak sadar mengalami luka-luka.
“Baru ketika di luar rumah, Abang (Tarmizi) merasa sadar luka di telinganya,” ujar Nurmawati tersedu.
Setelah itu, warga dan aparat pemerintahan tiba dan mulai mendata korban luka. Tarmizi dan keluarganya diboyong ke Rumah Sakit Umum Daerah Pidie.
“Ini sudah diobati sama dokter. Ruangan penuh semua, makanya kami dirawat di tenda,” ungkap Tarmizi.
Dia berharap, keluarganya yang lain selamat dari musibah gempa bumi itu.
“Semoga keluarga saya lainnya selamat,” katanya.
Penjabat Bupati Pidie, Munawar A Jalil, memastikan seluruh pengobatan korban gempa bumi di tanggung oleh Pemerintah Pidie.
“Kami pastikan, pengobatan gratis. Kami tanggung semua. Ini sudah kita koordinasikan dengan Pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten tetangga dan lain sebagainya,” ujarnya.
Dia menyebutkan, yang terpenting adalah upaya penanganan medis berjalan lancar untuk korban gempa.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga luka-luka dan puluhan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Pidie dan Pidie Jaya. Puluhan rumah dan toko rusak parah. Gempa ini juga merusak sebagian bangunan di Kabupaten Bireuen.