Korban gempa magnitudo 6,5 di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, membutuhkan segera adanya dapur umum dan tenda pengungsian untuk keluarga.
Nurhaiza Nasution (27), salah seorang korban gempa yang dihubungi dari Meulaboh, Rabu, mengatakan hingga pukul 11.50 WIB, masyarakat dari tiga desa kawasan terparah terkena gempa masih berpencar-pencar mencari saudara dan memantau ekses gempa.
"Dari pagi tadi sampai sekarang, Iza bersama empat orang sekeluarga sudah tidak kembali lagi ke rumah karena lantai rumah sudah rusak, takut bangunan rumah roboh. Jadi masih kumpul di masjid, belum lagi ke pengungsian," katanya.
Baca: Kisah Aliya, Bocah 10 Tahun yang Merangkak Keluar dari Reruntuhan Usai Gempa Aceh
Dia menceritakan, saat gempa menguncang daratan Pidie Jaya, warga berhamburan ke luar rumah. Apalagi, katanya, lokasi rumah mereka yang terletak cukup dekat dengan kawasan pantai dan tidak jauh dengan bangunan pasar yang ambruk.
Beberapa desa pemukiman setempat yang terdampak cukup parah akibat gempa itu, seperti Desa Meunasah Balek, Meuraksa, Dayah Kleng, Ule Gle, Kota Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie Jaya. Puluhan bangunan runtuh dan menelan korban jiwa.
Selain dikagetkan dengan guncangan gempa, suara empasan runtuhnya bangunan pascagempa membuat mereka kalang kabut dalam gelap gulita. Satu orang saudaranya meninggal terhimpit reruntuhan banggunan ruko pasar, Rabu pukul 05.05 WIB.
"Saudara yang meninggal ini Ibu Dewi anaknya Ayah Yusri anggota dewan. Beliau keseharian berjualan di rumah toko itu dan tinggal di dalamnya. Saat gempa bangunan ruko Ibu Dewi ambruk dan beliau meninggal terhimpit," katanya.
Selain itu, dia mengatakan ada satu rombongan dari Padang, Sumatera Utara, yang menginap di kawasan ruko setempat, rombongan tersebut merupakan keluarga mempelai pria yang sedang mengantar "linto".
Baca: Banyak Bangunan Roboh, Gempa Aceh Menelan Korban 25 Tewas dan 26 Luka Berat
Masyarakat setempat terdampak gempa hingga Rabu siang masih berupaya mencari bahan sandang dan pangan untuk keluarga, sekaligus memantau perkembangan kawasan terdekat dan membantu saudara mereka.
Iza melaporkan bahwa semua pihak yang terlibat dalam aksi kemanusiaan masih berada di pusat Kota Mereudu. Pada korban juga masih melihat-lihat bangunan tempat mereka yang sudah hancur.
"Kami belum tahu lagi di mana ada tempat pengungsian, sudah mutar-mutar. Di sini sudah ada satu unit helikopter tadi pagi mendarat, cuma orangnya sudah pergi, mungkin membantu evakuasi korban lain," demikian Iza.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, melalui keterangan tertulis, menyatakan data sementara, di Kabupaten Pidie Jaya terdapat 72 ruko roboh, beberapa tiang listrik roboh, dan beberapa ruas jalan rusak.
Selain itu, kata dia, 15 rumah rusak berat, 5 masjid roboh, 1 gedung STAI AL-Azziziyah roboh, dan 1 bangunan toko roboh.
Sementara itu, di Kabupaten Bireuen terdapat 2 rumah roboh dan 1 masjid roboh.
BMKG Aceh merilis, gempa 6,4 skala Richter itu terjadi pada pukul 05.03 WIB, dengan lokasi 5,19 Lintang Utara (LU) dan 96,36 Barat Timur (BT), berjarak 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, dengan kedalaman10 kilometer.
Gempa juga kuat dirasakan di Kabuaten Pidie Jaya dan meluas di beberapa wilayah Aceh, antara lain Pidie, Aceh Besar, Sabang, Bireun, dan Lhokseumawe.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR