Seorang Perempuan Dipaksa Menikah di Bawah Todongan Pistol

By nova.id, Rabu, 21 Desember 2016 | 08:09 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Seorang remaja asal Inggris belum lama ini menceritakan kisah pilunya saat dipaksa menikah di bawah todongan pistol di Pakistan.

Ia dipaksa menikahi sepupunya sebelum akhirnya diperkosa setiap hari selama tiga tahun. Dikutip dari Daily Mail, Tabassan Khan, yang menerima nama baru untuk menyembunyikan identitasnya, baru berusia 15 tahun.

Ia tinggal dengan bibinya di wilayah Doncaster, saat ia diberitahu akan diajak liburan musim panas di Pakistan. Ayah Tabassan diketahui meringkuk di dalam penjara akibat membunuh ibunya saat ia masih berusia 12 tahun.

Ia pun tinggal dengan anggota keluarganya yang lain, bersama tiga orang saudara laki-lakinya. Akan tetapi, setibanya di Pakistan, Tabassan diancam dengan todongan pistol agar menikahi sepupunya yang berusia 6 tahun.

Ia juga harus tinggal bersama sepupunya tersebut selama tiga tahun. Tak lama, Tabassan akhirnya mengetahui jika pernikahannya telah diatur agar sepupunya tersebut dapat mengklaim visa agar bisa pergi ke Inggris.

Perjuangannya agar bisa lolos akhirnya membuahkan hasil, pada 2008 pengadilan Pakistan mengabulkan gugatan cerainya hingga akhirnya Tabassan bisa kembali ke Inggris.

Baca juga:  Mencekam, Dokter Dea Ditodong Pasiennya Sendiri

Kini, Tabassann bekerjasama dengan beberapa sekolah untuk menanggulangi permasalahan nikah paksa, bersama dengan organisasi It’s My Right : No Forced Marriages. Tabassan, yang kini telah berusia 26, mengatakan kepada Sunday Express

”Aku kira aku akan berliburan ke Pakistan. Aku sangat senang. Dan kemudian dua bulan berlalu dan waktunya untuk sekolah pun tiba,"

"Aku bertanya pada pamanku kapan aku bisa kembali tapi ia hanya menjawab kalau aku harus tinggal lebih lama.”

”Setelah empat bulan, ia masuk ke kamarku dan menodongkan pistol ke arahku sembari mengancam agar aku harus menikahi sepupuku.”

”Aku terus menolak, tapi pamanku berkata kalau ia akan membunuh saudaraku jika aku tidak menuruti permintaannya,"

"Aku sangat ketakutan tapi aku tak punya pilihan lain. Di malam setelah pernikahanku, sepupuku memperkosaku. Aku kira sepupuku adalah keluargaku,"

"Tapi ternyata salah. Setiap malam ia memperkosaku selama tiga tahun. Aku merasa diperlakukan seperti pekerja seks yang tak bisa ke mana-mana. Sungguh memalukan rasanya.”

Tabassan juga meminta kepada pemerintah setempat agar lebih memberikan perlindungan kepada perempuan yang dikirim keluar negeri agar tak terjebak dalam pernikahan yang dipaksakan.

Rahmat Rahman Patty / Tribunnews