Pengakuan Warga yang Dobrak Kamar Mandi: Korban Terendam Air dan Penuh Luka Sayatan

By nova.id, Rabu, 28 Desember 2016 | 04:45 WIB
Rumah nomor 7A, Pulo Mas, Jakarta Timur pada Selasa (27/12/2016). (nova.id)

Mayat keluarga yang menjadi korban pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, saat pertama kali ditemukan oleh warga dalam keadaan basah terendam air di kamar mandi.

"Mereka (korban) semua terendam, airnya terus menyala. Kaya kolam ikan, saya langsung angkat pindahkan ke ruang tengah," ujar Lutfi warga yang pertama kali mendobrak kamar mandi, Selasa (27/12/2016).

Di dalam kamar mandi itu, lima orang penghuni rumah ditemukan sudah meninggal.

Mereka ialah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.

Pada waktu pendobrakan dirinya mencoba membuka pintu mengunakan kampak bersama temannya.

"Saya sama teman saya mencoba membuka pintu tapi susah, akhirnya dengan kampak berhasil, pas kebuka saya kaget mayat semua isinya," ujarnya. Ia menambahkan pendobrakan dilakukan pada kamar mandi pembantu yang berukuran kurang lebih sekitar 1,5x1,5m.

Baca: Bantu Polisi Selidiki Pembunuhan Satu Keluarga di Pulomas, Anjing Pelacak Endus Tempat Ini

Ada pula korban selamat yaitu Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), dan Fitriani serta Windy yang merupakan pembantu rumah tangga.

"Waktu itu pembantunya masih sempet ngomong Zanette hidup, tapi langsung pingsan," ujarnya sambil mencontohkan gerakan si pembantu.

Sedangkan dari pihak Kepolisian, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya masih menelusuri penyebab kematian enam orang penghuni rumah di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A.

Argo menceritakan bagaimana di balik pintu kayu jati kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi di dekat ruang makan rumah mewah itu, 11 orang bertahan hidup selama disekap sejak Senin (26/12/2017) sore hingga Selasa (27/12/2017) pagi.

"Pintu kamar mandi didobrak tidak bisa kebuka juga. Akhirnya mencari linggis, untuk membuka pintu itu dan baru terbuka. Dilihat di dalam kamar mandi itu, yang hanya ada kloset satu. Tidak ada ventilasi," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa malam.

Baca: Korban Pembunuhan Pulomas Dikenal Supel, Punya 3 Mobil Lamborghini, dan Jadi Ketua RT Terkaya

Lutfi, salah seorang warga yang pertama kali mendobrak pintu itu, melihat 11 orang yang saling bertumpuk di dalamnya dalam keadaan basah.

Zanette Kalila (13), salah satu korban selamat, menceritakan kepada Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, bagaimana air tersebut dijaga agar tetap mengalir dan 11 orang di sana tetap hidup. Dugaan awal, enam korban tewas karena kekurangan oksigen.

Argo yang melihat keenam mayat itu membenarkan adanya darah dan luka berupa sayatan pada tubuh salah satu korban sekaligus pemilik rumah, Dodi Triono (59).

Namun, polisi masih menunggu otopsi dokter di Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk memastikan penyebab kematian. Sebab, para korban disebut berupaya keras bertahan hidup di dalam kamar mandi.

"Ada luka dan lecet-lecet. Kan di kloset ada rompalan. Namanya 11 orang di tempat kecil gitu," ujar Argo.

Dodi ditemukan tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9). Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.

Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (6), serta tiga pekerja di rumah Dodi, yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41). Korban selamat belum bisa diminta keterangan resmi oleh polisi karena masih dalam pemulihan kondisi fisik dan mental.

Baca: Ketika Ditemukan 11 Korban Pembunuhan di Pulomas Saling Bertumpuk di Kamar Mandi

Dari hasil penyelidikan sementara, polisi masih mendalami rekaman CCTV dan penelusuran jejak pelaku dengan bantuan anjing K-9. Polisi meragukan jika kasus ini adalah upaya perampokan.

"Harta benda utuh, mobil ada, perhiasan ada," ujar Argo.

Polisi menduga pelaku kasus ini berjumlah tiga orang. Mereka sempat menodongkan senjata api dan senjata tajam kepada para korban. Dugaan sementara, ada motif dendam di balik kasus ini.