Orang Berkulit Gelap Lebih Terlindung dari Kanker Kulit dan Sinar Matahari, Benarkah?

By nova.id, Selasa, 3 Januari 2017 | 07:00 WIB
Benarkah orang berkulit gelap lebih terlindung dari kanker kulit akibat paparan sinar matahari? (nova.id)

Begitu banyak informasi yang beredar tentang manfaat dan dampak cahaya matahari. Namun, banyak orang masih bingung mana yang termasuk mitos maupun fakta. Nah, berikut penjelasan dr. Dina Udayani Swadeshi, Sp.KK., seputar mitos fakta tentang sinar matahari.

1. Cahaya matahari yang menyehatkan adalah pada siang hari, bukan pagi hari

Anggapan ini hanya sekedar mitos. Sebagai sumber energi bagi kehidupan, cahaya matahari pagi atau pun siang hari dibutuhkan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup di bumi.

Perlu kita tahu, matahari sebagai sumber kehidupan memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang. Salah satunya yang berkaitan erat dengan kehidupan adalah sinar ultra violet (UV). Ada 4 jenis UV yaitu UVA, UVB, UVC dan UVD.

Sinar UVC dan UVD sangat berpotensi merusak kehidupan, namun hanya sedikit yang sampai ke bumi karena sebagian besar diserap oleh lapisan atsmosfer bumi. Sinar UVA dapat menembus lapisan atsmosfer sehingga sampai ke bumi. Sedangkan, besarnya sinar UVB yang sampai ke bumi tergantung seberapa tipisnya lapisan ozon pada atmosfer bumi.

Nah, sinar UVB dibutuhkan manusia terutama untuk mengubah provitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D. Proses sintesis ini baiknya pada pagi hari jam 6 sampai jam 9 atau sore hari, untuk menghindari efek negatif sinar UVB di siang hari. Pasalnya, jumlah sinar UVB lebih banyak pada siang hari.

Baca: 5 Langkah Mudah Cegah Bibir Kering dan Menghitam karena Paparan Sinar Matahari

2. Terpapar sinar matahari yang cukup dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Misalnya, kanker kulit, paru-paru, prostat, bahkan kanker ovarium

Anjuran kesehatan ini adalah fakta yang menyenangkan. Paran sinar matahari pada wajah, leher, lengan, dan kaki selama 10-15 menit dapat menghasilkan 1.000 unit internasional (IU) sampai 3.000 IU, tergantung pada jenis kulit dan kebutuhan vitamin D yang diperlukan oleh tubuh masing-masing dalam satu hari.

Nah, vitamin D berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel, sehingga dapat menguatkan tulang, juga dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, prostat, ovarium dan kulit.

Baca: Lihatlah Dampak pada Wajah Karena 10 Menit Terpapar Polusi dan Matahari

3. Pakai sunscreen (tabir surya) justru dapat menghilangkan manfaat sinar matahari

Tentu saja ini adalah mitos. Sebab cara paling efektif untuk mengurangi efek buruk sinar matahari adalah menggunakan sunscreen. Tabir surya merupakan bahan yang menapis sinar matahari untuk mengurangi jumlah sinar UV yang sampai ke permukaan kulit dan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk sinar UV.

Sedangkan, produksi vitamin D tetap masih dapat berlangsung meski Anda menggunakan tabir surya. Jadi, menggunakan sunscreen dapat melindungi kulit seharian beraktivitas di luar ruangan.

Adapun penggunaan sunscreen baiknya 20 - 30 menit sebelum terkena sinar matahari. Kemudian, diulang setiap 2 - 3 jam terutama bagi yang memiliki aktivitas di luar ruangan. Sedangkan, untuk aktivitas air seperti berenang dapat digunakan sunscreen waterproof dengan pengulangan setiap 30 menit.

Baca: Ternyata, Tidak Disarankan Bersihkan Wajah dengan Baby Oil

4. Sering berjemur di bawah sinar matahari maka asupan vitamin D makin banyak

Faktanya benar. Semakin lama berjemur maka produksi vitamin D semakin banyak. Namun tubuh secara otomatis akan menghentikan pembentukan vitamin D apabila kebutuhan tubuh sudah terpenuhi. 

Kemudian, bila ingin berjemur sebaiknya pagi hari, khusus untuk pembentukan vitamin D dan tidak terlalu lama. Pasalnya, pajanan radiasi sinar UV terlalu lama dapat menyebabkan sel kulit menjadi rusak.

Terpapar sinar matahari (UVA) dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sampai ke lapisan dermis kulit di mana terdapat fibroblast. Fibroblast ini yang memproduksi jaringan ikat kulit atau kolagen kulit. Apabila terjadi kerusakan pada fibroblast maka kulit akan tampak keriput.

Baca: Pola Angka Delapan, Teknik Pijatan Terbaik Bagi Mata

5. Terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan-perubahan permanen pada kulit

Fakta. Sebab kulit mengandung pigmen melanin yang akan menentukan warna kulit seseorang. Kulit yang gelap menandakan kulit mengandung banyak pigmen melanin, sedangkan kulit putih mengandung sedikit melanin.

Melanin berfungsi menyerap sinar UVB matahari yang mengenai kulit. Hal ini bertujuan untuk melindungi materi genetik dalam sel-sel kulit dari bahaya radiasi sinar UVB, sehingga materi genetik dapat terjaga dengan baik.

Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin maka dapat timbul kanker kulit. Oleh karena itu orang berkulit gelap memiliki efek proteksi yang lebih kuat.

6. Kulit yang menjadi cokelat setelah berjemur dapat terlindung dari bahaya sinar matahari

Ini hanya sekedar mitos. Dengan berjemur dapat menyebabkan kulit berubah menjadi cokelat atau disebut tanning. Kenapa? Karena sinar UVA yang terdapat dalam sinar matahari dapat menstimulasi sel melanosist menghasilkansel-sel pigmen kulit yang lebih gelap dan bertambah jumlahnya.

Namun berjemur terlalu lama dengan tujuan menggelapkan warna kulit bukanlah ide yang bagus. Meskipun berjemur menggunakan sunscreen, sinar UVB yang terdapat dalam sinar matahari masih bisa menyebabkan kerusakan kulit bahkan sampai menyebabkan kerusakan DNA.

Baca: Wah, Tidur Tengkurap Bikin Area Mata Menggelap!

7. Orang berkulit gelap aman dari bahaya matahari dan kanker kulit

Ternyata fakta ini benar adanya. Pada orang berkulit gelap jumlah sel-sel pigmen lebih banyak sehingga apabila terpajan radiasi sinar UV memiliki kemampuan proteksi yang lebih kuat untuk mencegah terjadinya kerusakan DNA bila dibandingkan dengan orang kulit putih.

Namun, hal tersebut tidak berlaku pada orang yang sengaja membuat kulitnya menjadi gelap dengan cara berjemur.

Hilman Hilmansyah/Tabloid NOVA