Gaya Komunikasi Perempuan Millennial yang Picu Pertengkaran dengan Pasangan

By nova.id, Kamis, 12 Januari 2017 | 03:00 WIB
Kalimat terlarang saat bertengkar (nova.id)

Selain gaya hidup, banyak pula yang membedakan generasi millennial dengan generasi sebelumnya. Salah satu persoalan yang dihadapi adalah pola komunikasi yang diberengi nilai-nilai yang berbeda, terutama dengan keluarga dan orangtua.

Tapi, bagaimana dengan pasangan suami-istri millennial? Karena kedua-duanya bekerja, ikatan di antara mereka pun berkurang. Termasuk dengan anak

Meski belum tentu kualitasnya lebih jelek, suami dan istri yang sama-sama bekerja rentan stres di pekerjaan dan hal-hal lain di sekelilingnya. Tak jarang saat tiba di rumah, berinteraksi positif dengan suami atau istri kerap terasa agak sulit. Bisa malah tambah stres walau tak menutup kemungkinan berlaku sebaliknya.

Jelas saja, bagi kaum millennial yang sudah memiliki anak, ini menjadi tantangan. “Bagaimana dia menghadapi kehidupan yang lebih bikin stres, tapi tetap bisa menjaga hubungan yang baik dengan anak dan pasangan,” kata Psikolog Klinis Tara de Thouars.

Baca: Dua Perilaku Generasi Millennial yang Sering Tak Dipahami Orangtua

Pola komunikasi kaum millennial juga berbeda. Jika sebelumnya komunikasi dilakukan secara langsung, sekarang lebih banyak lewat media, sehingga ikatan atau rasa peduli dengan orang atau situasi sekeliling berkurang. Misalnya, terjadi kecelakaan, mereka bukannya buru-buru menolong tetapi malah sibuk update status.

Begitupun dengan pasangannya. Komunikasi yang lebih banyak melalui gadget ini bisa sangat mengurangi keharmonisan hubungan. Masing-masing sibuk dengan gadgetnya.

“Jadinya, kesenangan-kesenangan yang biasa dilakukan pasangan suami istri kini bukan lagi dilakukan berdua lagi, tapi melalui gadget. Belum lagi fakta bahwa gadget adalah pusat terjadinya affair, perselingkuhan, sehingga kecemburuan pasti akan lebih tinggi, tingkat perceraian pun lebih tinggi.”

Baca: 3 Karakteristik Generasi Milenial Saat Traveling

Ya, pola komunikasi dewasa ini memang bisa mengurangi konflik fisik sekaligus ikatan emosional. “Intimacy berkurang. Padahal intimacy merupakan salah satu pilar kokohnya hubungan.”

Tentu, ada sisi positif dari gaya dan pola komunikasi kaum millennial ini. “Karena akses lebih mudah, komunikasi pun harusnya lebih mudah. Sekarang, jarak bukan lagi jadi hambatan, keluarga bisa berkomunikasi melalui gadget sehingga bisa saling terpantau.”

Mereka juga jauh lebih open minded, sehingga lebih cair, berdiskusi jadi lebih mudah. Pola asuh yang baik adalah pola asuh yang menyediakan ruang untuk berdiskusi.