Sisa Bakpia Jadi Petunjuk Pembunuhan Nenek dan Cucu

By nova.id, Jumat, 13 Januari 2017 | 10:45 WIB
Kerabat menenangkan keluarga korban pembunuhan sadis di Purbalingga Jateng (nova.id)

Kasus pembunuhan sadis terhadap nenek dan cucu, Eti Sulatri (65) dan Hanani Sulma Mardiyah (24), di satu rumah di RT 02 RW 01 Kelurahan Kalikabong, Kalimanah, Purbalingga, menemui titik terang.

Polres Purbalingga yang menangani kasus itu, menemukan petunjuk baru setelah melakukan dua kali olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memperoleh hasil autopsi kedua korban.

Dari hasil autopsi, mendiang Hanani mengalami luka akibat benda tumpul di kepala bagian belakang. Sementara pada leher korban terdapat luka yang menjadi sebab kematiannya.

Sementara Eti Sulatri mengalami patah rahang yang diduga karena pukulan. Nenek itu juga mengalami luka pada lehernya.

"Melihat hasil visum, kemungkinan korban dipukul dulu, baru dibunuh," kata Kapolres Purbalingga, AKBP Agus Setyawan Heru Purnomo, Kamis (12/1/2017).

Baca juga: Pengangguran, Pembunuh Adik Kandung Dikenal Temperamental

Dia menjelaskan, Polres Purbalingga telah membentuk dua tim untuk mengungkap kasus tersebut. Satu tim ditugaskan untuk menangani soal administrasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), satu tim lainnya difokuskan untuk mengejar pelaku.

"Kami juga di-back-up Polda Jateng untuk mengungkap kasus ini. Kami sedang mengejar orang yang diduga pelaku pembunuhan. Sudah ada indikasi kuat ke arah itu," katanya.

Motif pembunuhan sampai kini belum diketahui. Yang jelas, kata Agus, tidak ada indikasi perampokan di rumah itu karena tidak ada barang berharga korban yang hilang.

Kalung emas yang dikenakan Eti Sulatri masih utuh. Sementara kunci pintu juga tidak rusak. Rumah korban juga terbilang sederhana.

Pelaku diduga kuat adalah tamu yang bertandang ke rumah korban, sebelum melakukan aksi pembunuhan.

Segelas minuman mineral masih tersaji di atas meja tamu, setelah kejadian. Di sebelah minuman itu, terdapat bakpia dihidangkan di piring.

"Kalau pelaku sempat bertamu, kemungkinan dia kenal dengan korban," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengutuk keras perbuatan pelaku pembunuhan terhadap alumnusnya, Hanani Sulma Mardiyah (24).

Hanani merupakan alumnus Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UMP. Wakil Rektor IV UMP, Jebul Suroso mengatakan, pihaknya mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus itu dan menghukum pelaku sesuai dengan perbuatannya.

"Kami mengutuk kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa alumnus kami. Tindakan pelaku tidak berperikemanusiaan," katanya.

Menurut Suroso, semasa kuliah Hanani merupakan mahasiswi berprestasi di bidang akademik. Terbukti, Hanani mampu menyelesaikan studinya dalam waktu singkat, 3,5 tahun, dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) cum laude.

Di luar kegiatan akademik, Hanani juga aktif di organisasi. Duka mendalam juga dirasakan teman semasa kuliah dan teman organisasi korban.

Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Banyumas, Saeful Islam mengatakan, Hanani adalah salah satu kader terbaik IMM.

Ia pernah aktif dan menjabat sebagai Pimpinan Komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis UMP. Hanani juga aktif di Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah.

Dewi Agustina / Tribunnews.com