Bahas "Hoax" di Facebook, Mark Zuckerberg Datang ke Indonesia

By nova.id, Rabu, 18 Januari 2017 | 03:25 WIB
Presiden Joko Widodo dan Mark Zuckerberg waktu blusukan di Tanah Abang bulan Oktober 2016 (nova.id)

Mark Zuckerberg yang bakal datang khusus  ke Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara telah meminta Facebook untuk ikut memberantas peredaran "hoax" atau berita bohong.

Pada Minggu (8/1/2017) lalu, menteri Rudiantara mengatakan berniat mengajak para penyedia layanan media sosial, seperti Twitter dan Facebook untuk aktif mencegah peredaran hoax.

Rudiantara mengatakan telah bertemu dan membahas persoalan hoax dengan Twitter. Sedangkan Facebook baru dihubungi dan berjanji akan segera membicarakan masalah itu dengan pemerintah di Indonesia.

Selanjutnya, pada Selasa (17/1/2017), saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rudiantara memastikan bahwa pembicaraan dengan Facebook akan terjadi pada akhir Januari nanti. Zuckerberg pun dipastikan akan hadir mengikuti pembicaraan tersebut.

“Sudah pasti. Akhir bulan, FB (Facebook) datang,” ujar pria yang akrab disapa Chief RA itu.

Baca juga: Gara-gara Status "No Mention" di Facebook, Perempuan Ini Ditahan Pihak Kejaksaan

Rencananya, pembicaraan dengan Zuckerberg akan membahas seputar cara mencegah penayangan berita hoax, serta upaya memotong peredarannya agar tidak menjadi viral. Pemerintah Indonesia juga tengah mempertimbangkan sanksi berupa denda apabila Facebook gagal menyaring berita hoax.

Pertimbangan mengenai sanksi berupa denda itu mirip dengan yang terjadi di Jerman. Menurut Rudiantara, saat ini pemerintah Jerman tengah menggodok undang-undang (UU) untuk memberlakukan denda pada media sosial yang gagal mencegah peredaran berita bohong.

“Di Jerman itu rencananya baru akan dibuat UU untuk denda yang konon (setara) Rp 7 miliar per hoax,” terangnya.

Bukan Indonesia saja yang menuding Facebook dan Twitter sebagai sarana penyebaran hoax. Di negeri asalnya, Amerika Serikat pun, kedua media sosial dituduh turut bertanggung jawab terhadap ramainya berita bohong pada masa kampanye pemilu presiden AS beberapa waktu lalu.

Baca juga: Kenal di Facebook, Wanita Cantik Ini Kuras ATM Pria Pegawai Bank Rp 100 Juta

Sebelumnya, Facebook sudah sempat menguraikan empat rencana memerangi hoax di layanan mereka. Begitu juga  dengan Twitter yang telah menyiapkan langkahnya sendiri.