Jenis kelamin bayi yang dikandung ternyata berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu hamil. Sebuah penelitian dilakukan terhadap setengah juta kelahiran di Australia mengungkap fakta tersebut.
"Jenis kelamin bayi berhubungan langsung dengan komplikasi kehamilan ibunya," jelas peneliti Dr. Petra Verburg, dari Robinson Research Institute, University of Adelaide, Australia, seperti dilansir WebMD.
Kehamilan bayi laki-laki membuat perempuan lebih berisiko mengalami diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional), pre-eklamsia, dan tekanan darah tinggi. Bayi yang dikandung pun lebih berisiko lahir prematur.
Meskipun belum jelas benar mengapa demikian, "Ada kemungkinan karena faktor genetik," lanjut Verburg.
Hal senada diungkap Dr. Querube Santana-Rivas, seorang neonatologi di Rumah Sakit Nicklaus di Miami, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dalam praktik yang dijumpainya, "Lebih banyak komplikasi yang terjadi pada bayi laki-laki, terutama kasus bayi prematur,” ungkapnya.
Dibandingkan dengan bayi perempuan, bayi laki-laki kemungkinan 27 persen lebih tinggi lahir prematur antara usia kehamilan 20-24 minggu. Risiko 24 persen lebih besar untuk lahir antara 30-33 minggu, dan 17 persen lebih tinggi untuk kelahiran 34-36 minggu.
Menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists, normalnya bayi lahir 39 dan 41 minggu.
Ada dugaan hal ini terkait dengan perkembangan plasenta yang berbeda antara bayi laki-laki dan perempuan.
"Plasenta sangat penting untuk keberhasilan kehamilan,“ kata Claire Roberts, peneliti lain di Robinson Research Institute. Para peneliti mengatakan masalah yang muncul saat plasenta berkembang berhubungan dengan komplikasi kehamilan.