Gegar otak tak hanya bisa terjadi akibat kecelakaan. Kondisi ini bisa didapati pada usia dewasa maupun anak saat berkegiatan sehari-hari. Pada usia anak, cedera kepala saat terjatuh adalah kejadian yang paling sering terjadi. Selanjutnya, cedera ini disebut gegar otak.
Gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis yang berasal dari cedera kepala tertutup (tidak menembus tengkorak) namun menyebabkan otak dan kepala tersentak dengan sangat cepat. Akibatnya, fungsi normal otak terganggu baik untuk sementara waktu maupun permanen.
Gegar otak juga dapat dihasilkan dari pukulan kuat terhadap tubuh yang secara tidak sengaja membenturkan kepala dan otak. Bisa ditimbulkan ketika jatuh saat beraktivitas atau perkelahian.
Baca: Tips Mencegah Benturan di Kepala
Sayangnya, cedera otak tak bisa diperbaiki sama seperti kerusakan pada ligamen dan tulang. Oleh sebab itu, orang tua wajib melindungi dengan baik sekaligus membekali diri anak agar lebih berhati-hati dalam menjaga bagian tubuh yang vital tersebut.
Dilansir dari HelloSehat, kondisi gegar otak bisa saja terjadi tanpa seseorang kehilangan kesadaran. Namun, tandanya sama untuk setiap usia. Yang perlu diperhatikan jika gegar otak dialami anak kecil yang belum bisa bicara. Sebab mereka belum dapat memberitahu jika mengalami kesakitan.
Gegar otak pada orang dewasa bisa dikenali dari kondisi mudah marah dan sulit tidur. Gejala ini biasanya baru muncul setelah beberapa jam atau berhari-hari setelah cedera terjadi.
Baca: Cegah Benturan Kepala Penyebab Gegar Otak Ringan pada Anak
Sedangkan pada bayi, tanda-tanda gegar otak yang paling jelas adalah hilangnya kesadaran, namun waspadai juga jika gejala ini terjadi:
1. Menangis ketika Anda menggerakkan atau memegang kepalanya
2. Lekas marah atau tantrum
3. Perubahan pola tidur-tidur lebih lama atau kurang
4. Mengantuk
5. Lesu
6. Ada kebocoran (berupa cairan transparan atau darah) dari hidung, mulut, atau teling
7. Benjolan besar di ubun-ubun
8. Menolak makan
9. Terlihat tidak aktif di luar biasanya dan terjadi cukup lama