Anak Sulit Menulis dan Melafalkan Kata, Benarkah Ciri-ciri Disleksia?

By nova.id, Selasa, 14 Februari 2017 | 14:15 WIB
Anak Sulit Mengeja dan Melafalkan Kata? Kenali Ciri-ciri Disleksia Sejak Dini (nova.id)

Beberapa waktu lalu, mungkin kita masih ingat viralnya video dialog antara Presiden Jokowi dengan seorang anak SD gara-gara insiden salah sebut nama ikan.

Kabarnya, bocah tersebut mengidap disleksia sehingga kata-kata yang terucap dari mulutnya kerap terbolak-balik. Misalnya, ketika menyebut nama menjadi mana.

Baca: KPAI Minta Video Siswa Salah Bicara Ikan Tongkol Tak Disebarkan karena Termasuk "Bully"

Terlepas benar atau tidaknya, tentu tak ada salahnya kita mengenal apa itu disleksia dan cara tepat menanganinya?

Dari kacamata medis, kondisi disleksia ini merujuk pada perbedaan anatomi otak anak yang normal dan disleksia. Dr. Kristiantini Dewi, Sp.A., menjelaskan perbedaan di bagian temporal-parietal-oksipitalnya (otak bagian samping dan bagian belakang).

“Pemeriksaan fungsional Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dilakukan untuk memeriksa otak saat dilakukan aktivitas membaca ternyata menunjukkan, aktivitas otak individu disleksia jauh berbeda dengan individu biasa terutama dalam hal memproses input huruf/kata yang dibaca lalu ‘diterjemahkan’ menjadi suatu makna,” terang Dewi. 

Nah, berikut adalah tanda-tanda anak dengan disleksia:

1.Kesulitan mengenali huruf atau mengejanya.

2.Kesulitan menulis secara terstruktur.

3.Huruf tertukar-tukar, misal ’b’ tertukar ’d’, ’p’ tertukar ’q’, ’m’ tertukar ’w’, ’s’ tertukar ’z’.

4.Membaca pelan pelan, terputus putus, dan tidak tepat.

5.Menghilangkan atau salah baca kata penghubung (“di”, “ke”, “pada”).

6.Mengabaikan kata awalan pada waktu membaca (”menulis” dibaca sebagai ”tulis”).

7.Tertukar-tukar kata (misalnya: dia-ada, sama-masa, lagu-gula, batu-buta, tanam-taman, dapat-padat, mana-nama).

8.Daya ingat jangka pendek yang buruk.

9.Kesulitan memahami kalimat yang dibaca ataupun yang didengar.

10.Tulisan tangan yang buruk.

11.Mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung.

12.Ketika mendengarkan sesuatu, rentang perhatiannya pendek.

13.Kesulitan dalam mengingat kata-kata.

14.Kesulitan dalam persepsi spasial.

15.Kesulitan mengingat nama-nama.

16.Kesulitan/lambat mengerjakan PR.

17.Kesulitan memahami konsep waktu.

18.Kesulitan membedakan huruf vokal dengan konsonan.

19.Kebingungan atas konsep alfabet dan simbol.

20.Kesulitan mengingat rutinitas aktivitas sehari hari.

21.Kesulitan membedakan kanan-kiri.

Baca: 6 Fakta Penyakit Disleksia pada Anak

Tidak semua anak disleksia menampilkan seluruh tandaseperti yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, terdapat gradasi mulai dari disleksia yang bersifat ringan, sedangsampai berat.

Anak disleksia di usia prasekolah yang menunjukkan adanya keterlambatan berbahasa, mengalami gangguan dalam mempelajari kata-kata yang bunyinya mirip, salah dalam pelafalan kata-kata, dan mengalami kesulitan untuk mengenali huruf-huruf dalam alfabet, disertai dengan riwayat disleksia dalam keluarga.

Baca: Duh, Si Kecil Sulit Membaca & Menulis

Sedangkan, keluhan utama pada anak disleksia di usia sekolah biasanya berhubungan dengan prestasi sekolah, dan biasanya orang tua “tidak terima” jika guru melaporkan bahwa penyebab kemunduran prestasinya adalah kesulitan membaca dan berbicara. 

Masalahnya, tidak ada satu jenis tes pun yang khusus atau spesifik untuk menegakkan diagnosis disleksia. Diagnosis disleksia ditegakkan secara klinis berdasarkan cerita dari orang tua, observasi dan tes  psikometrik yang dilakukan oleh dokter anak atau psikolog. 

Baca: Buku Wonderful Life, Persembahan untuk Anak Disleksia di Seluruh Dunia

Selain itu, profesional lain yang seyogianya juga terlibat dalam observasi dan penilaian anak disleksia, yaitu dokter saraf anak (untuk mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan neurologis), audiologis (untuk mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan pendengaran), opthalmologis (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan penglihatan), dan tentunya guru sekolah.

Hilman Hilmansyah

Kontributor/NOVA.id