10 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua dan Guru untuk Membantu Anak Disleksia

By nova.id, Rabu, 15 Februari 2017 | 03:45 WIB
Ketahui 6 fakta penyakit Disleksia yang menyebabkan anak kesulitan membaca. (nova.id)

Bagi para orangtua, berhati-hatilah ketika menghadapi Si Kecil yang kesulitan belajar membaca dan menulis. Bisa jadi buah hati Anda mengidap gangguan perkembangan kemampuan linguistik (membaca dan menulis).

Dan yang kerap dikaitkan dengan gangguan ini adalah disleksia atau gangguan kemampuan membaca dan menulis, yang disebabkan adanya kelainan saraf dalam otak.

Baca: Duh, Si Kecil Sulit Membaca & Menulis

 

isleksia adalah penyakit yang membuat seseorang kesulitan membaca sebab huruf-huruf terlihat tersusun secara acak bagi penderitanya. Berikut ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk anak disleksia: 

1. Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru

2. Anak duduk di barisan paling depan di kelas.

3. Guru senantiasa mengawasi/mendampingi saat anak diberikan tugas. Misalnya, guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50.

4.Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan, atau guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas.

Baca: Buku Wonderful Life, Persembahan untuk Anak Disleksia di Seluruh Dunia

 

.Anak disleksia yang sudah menunjukkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai, dan proses belajarnya perlu diselingi dengan waktu istirahat yang cukup.

6.Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama, misalnya ’b’ dengan ’d’. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. 

7.Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya, huruf-huruf dengan bentuk bulat: “g, c, o, d, a, s, q”, bentuk zig zag: “k, v, x, z”, bentuk linear: “J, t, l, u, y, j”,  bentuk hampir serupa:“r, n, m, h”

Baca: 6 Fakta Penyakit Disleksia pada Anak

 

.Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia.Kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal.

Selain itu kita perlu menyadari bahwa anak disleksia mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu soal matematika. Oleh karena itu, tidak bijaksana untuk “memaksakan” cara penyelesaian yang klasik jika cara tersebut sukar diterima oleh sang anak.

9.Perhatikan aspek emosi. Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya.

Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat “perbedaan” yang dimilikinya tersebut.

Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan “self-esteem” yang rendah dan tidak percaya diri. Jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. 

Baca: Anak Sulit Menulis dan Melafalkan Kata? Kenali Ciri-ciri Disleksia yang Bisa Terjadi

 

10.Orang tua dan guru seyogianya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi, dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia.

Jangan sekali sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia.

Hilman Hilmansyah

Kontributor/NOVA.id