Gemuk Tak Selalu Sehat, Ubah 5 Kebiasaan Ini Demi Si Kecil

By nova.id, Jumat, 17 Februari 2017 | 10:15 WIB
Ubah 5 Kebiasaan Ini untuk Si Kecil yang Kelebihan Berat Badan (nova.id)

Anak gemuk memang menggemaskan. Tapi, tak berarti efeknya aman untuk kesehatan. Sebagai orang tua kita harus perhatikan apakah berat badan, usia, dan tinggi anak kita tergolong proporsional?

Nah, yang sering terjadi misalnya, ada seorang ibu yang bingung karena anak perempuannya yang berumur 5 tahun, berbobot 25 kg dengan tinggi badan 105 cm tampak kegemukan.

Terlebih, Si Anak suka sekali ngemil. Alih-alih mengurangi makanan, ibu ini lebih ingin anaknya banyak bergerak lewat olahraga. Tapi, jenis olahraga apa, ya, yang cocok? Dan berapa lama frekuensinya?

Dr. Sophia Hage, SpKO menjelaskan dalam rubrik konsultasi NOVA soal mengukur tingkat kelebihan berat badan pada anak yang memang berbeda dengan pada orang dewasa. Dari kondisi yang ada, menurut grafik persentil BMI-usia dari WHO, anak tersebut masuk kategori obesitas atau kelebihan berat badan.

Namun, anak-anak dalam usia yang masih bertumbuh dan berkembang tidak boleh menjalani diet ketat, apalagi tanpa pengawasan tenaga ahli. Jadi, untuk mengatasinya lebih baik membiasakan pola hidup sehat meliputi 5 hal berikut:

1. Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi, termasuk air putih.

Pastikan anak mendapat asupan serat yang baik melalui buah, sayur, dan makanan tinggi serat lainnya. Berikan porsi yang sesuai dengan anak, jangan memberikan makanan apabila anak tidak lapar. Begitu pula dengan asupan daging atau protein, pilihlah yang rendah lemak untuk anak.

Baca; Sudah Tahu, Pola Makan Siang Terbaik Untuk Atasi Kegemukan?

Tak lupa perhatikan cara memproses makanan, hindari yang digoreng atau proses yang melibatkan banyak lemak. Tak kalah penting, hindari camilan yang tinggi gula atau kalori.

Apabila anak senang ngemil, berikan camilan yang sehat seperti buah atau sayur. Jangan lupa untuk membiasakan anak untuk minum air putih yang cukup dan menghindari minuman manis yang tinggi kalori.

Baca: Masalah Utama Obesitas Anak: Bermain Pasif!

2. Membiasakan anak bergerak dan bahkan beraktivitas fisik setiap hari.

Pada usia 5 tahun, anak diharapkan dapat mengembangkan kemampuan melempar, melompat, dan berlari. Olahraga seperti berlari, berenang, bermain bola, tenis, senam, bela diri sudah boleh mulai dikenalkan dan dilakukan oleh anak.

Dalam hal aktivitas fisik, rekomendasi yang sesuai untuk anak berusia 5 tahun adalah melakukan minimal 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi setiap harinya. Aktivitas fisik tersebut dapat berupa sejumlah aktivitas di lingkungan luar rumah atau aktivitas bermain ataupun rekreasi.

Baca: Obesitas Pada Anak Dipicu 3 Anggapan Keliru dari Orangtua. Apa Saja?

Perlu diingat, orang tua dan pengasuh berperan besar dalam membantu anak-anak memiliki gaya hidup yang sehat. Sebaiknya Ibu juga mulai menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan yang sifatnya aktif bergerak dengan anak, misalnya bermain dengan bola, bermain dengan balon, ajak anak bermain petak umpet atau kejar-kejaran, kenalkan dengan aktivitas berenang, lompat tali, ajari anak bersepeda, atau bahkan berdansa.

Sebagai catatan, lebih baik apabila olahraga atau aktivitas fisik ini dilakukan pagi hari sehingga anak terekspos dengan sinar matahari. Sinar matahari yang baik adalah antara jam 6-9 pagi supaya anak mendapatkan manfaat dari sinar matahari pagi dengan risiko kesehatan yang minimal.

3. Membiasakan pola tidur yang cukup.

Tidur yang kurang secara drastis dapat menurunkan metabolisme tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh menggunakan sedikit energi untuk pekerjaan sederhana seperti bernapas dan makan.

Baca: Riset: Susah Tidur Bikin Anak Lebih Suka Ngemil Daripada Makan

4. Membatasi waktu berhadapan dengan layar setiap harinya

Batasi porsi duduk di depan layar TV atau komputer maksimal 2 jam sehari. Porsi yang lebih sedikit terbukti memberi manfaat kesehatan yang lebih besar.

Baca: 3 Ciri Utama Anak Kecanduan Main Gadget

5. Mengganti susu full cream

Selain itu, untuk saat ini hindari susu full cream dan beralih ke susu atau produk susu yang rendah lemak.