Eating Disorder (ED) merupakan gangguan atau penyimpangan pola makan yang salah, dan termasuk ke dalam daftar salah satu gangguan mental yang terdaftar pada DSM atau The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. ED merupakan masalah yang bisa mempengaruhi perkembangan, juga mempengaruhi kesehatan fisik, serta psikologis seseorang.
Tara Adhisti de Thouars, BA., M.Psi, kepala departemen psikolog klinik Light House Indonesia mengatakan, ada banyak hal yang bisa dilihat dari seseorang apakah dia merupakan penderita eating disorder atau bukan. Misalnya pada fisik.
“Penderita eating disorder seperti anorexia, pasti memiliki tubuh yang sangat kurus dan rambut tipis,” jelasnya. Selain itu, ada ciri-ciri lain yang bisa dilihat dari penderita ED seperti anorexia, bulimia, dan binge eating atau kalap makan. Berikut di antaranya:
Over-Perfectionist atau Over-Imperfectionist
Orang yang over-perfectionist bisa juga disebut dengan orang yang memiliki ekspektasi, harapan, dan keinginan yang tak masuk akal terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Over-perfectionist akan membuat orang merasa tak pernah puas dengan dirinya dan selalu merasa kurang, termasuk apa yang terkait dengan bentuk dan berat badan.
Mereka akan melakukan diet berlebihan dan terlalu fokus pada bentuk tubuhnya. Sebaliknya, orang over-imperfectionist sangat tak peduli dengan penilaian maupun ekspektasi diri dan orang lain, sehingga akan sangat rentan memiliki pola makan yang buruk dan tidak terkendali.
Baca: Duh! Sering Marah-marah Bisa Bikin Badan Makin Gemuk
Kontrol Diri Berlebihan atau Kontrol Diri yang Sangat Kurang
Orang dengan ED cenderung memiliki kontrol diri yang berlebihan atau juga kontrol diri yang sangat kurang. Sangat mengontrol diri sendiri berarti terlalu membatasi dirinya terhadap makanan yang akan berakibat buruk pada sistem metabolisme tubuhnya.
Sebaliknya, lepas kontrol berarti tidak memperdulikan pengendalian dirinya sehingga tidak ada rem pada saat makan, yang tentunya juga berdampak buruk pada kesehatan.
Jenis Kelamin
Perempuan memang memiliki risiko besar untuk mengalami ED dibandingkan pria. Tuntutan sosial dan pandangan yang kurang tepat dan tidak sehat mengenai tubuh perempuan bisa mempengaruhi pola pikir perempuan, apabila tak pandai memilah informasi yang benar.
Baca: Tips Atasi Gangguan Makan Anak
Masalah Eksternal
Masalah-masalah eksternal juga bisa memicu ED. Misalnya trauma pada makanan, pelecehan seksual, masalah keluarga, masalah percintaan, dan pertemanan. Selain itu, tekanan-tekanan sosial seperti lingkungan yang memaksa kita untuk memiliki tubuh kurus bisa memicu ED.
Konsep Diri Negatif
Orang yang memiliki konsep diri yang negatif seperti rendah diri, tidak punya kepercayaan diri, merasa diri kurang, mudah melihat dirinya sendiri secara buruk, tidak sempurna, dan kurang daripada orang lain.
Hal ini bisa memicu munculnya pola penyelesaian masalah dan cara mengatasi kekurangan diri dengan tidak tepat mengenai penampilan fisik dan tubuhnya.