Cerita Haru Artis Ferina Widodo Merawat Anaknya yang Autis Selama 23 Tahun

By nova.id, Sabtu, 4 Maret 2017 | 07:45 WIB
Cerita Haru Artis Ferina Widodo Merawat Anaknya yang Autis Selama 23 Tahun (nova.id)

Semua orang tua pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan normal seperti layaknya anak pada umumnya.

Namun, tidak sedikit orang tua yang harus mengubur keinginannya tersebut ketika anak yang dilahirkan ternyata ‘berbeda’ dari yang lain. Perjuangan mereka pun tentunya menjadi lebih berwarna dibandingkan orang tua dengan anak yang normal.

Artis senior yang dikenal dalam Lenong Rumpi yang sekaligus koordinator Yayasan Autisma Indonesia, Ferina Widodo pun berbagi pengalaman suka dan duka ketika merawat anaknya yang menyandang autis selama kurang lebih 23 tahun lamanya.

Baca: Daya Ingat Tinggi, Banyak Penyandang Autis Punya Kemampuan Menakjubkan

“Itu bukan waktu yang sebentar, ya. Air mata dan perjuangan berat tentu sudah saya lalui ketika merawat anak saya yang memiliki kebutuhan khusus. Namun, saya berprinsip bahwa apabila saya memiliki anak yang ‘spesial’ berarti saya adalah orang tua yang ‘spesial’. Jadi tidak perlu malu."

Tak ada pengorbanan dan perjuangan orang tua yang sia-sia demi buah hatinya. Keikhlasan dan rasa tulus Ferina merawat buah hatinya yang bernama Wisnubroto Putra Widodo itu pun berbuah manis.

Baca: Terlambat Bicara, Berarti Anak Autis? Ini Penjelasannya

"Harus ikhlas menerima apa yang sudah kita miliki. Dan pemikiran serta keyakinan tersebut yang membuat saya bisa hingga anak saya mampu berkuliah di PTN di Indonesia” ungkapnya.

Ferina menuturkan bahwa memang tidak semua orang tua menerima kekurangan anaknya yang ‘berbeda’. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kesadaran dan informasi mereka terhadap penanganan anak autis yang tepat.

“Saya ada cerita menarik saat anak saya sekolah di SLB. Jadi anak saya ini memang punya teman, namanya Adnan. Setiap hari mereka bermain bersama. Suatu hari temannya ini tiba-tiba datang ke rumah. Karena dia memiliki kesulitan verbal, dia tidak bisa menunjukkan dimana rumahnya."

Baca: Menggambar, Penanganan Terbaik untuk Penderita Autis

Akhirnya, Ferina pun mencari-cari nomor orang tuanya dari guru dan teman-teman. "Namun, saat dihubungi, jawabannya cuek sekali. Bahkan dia tidak peduli Adnan mau pergi kemana, dengan siapa. Singkat cerita, setelah lama tidak bertemu, saya justru menemukan Adnan di Sukabumi dalam kondisi yang kotor dan compang camping."

Kondisinya begitu memprihatinkan. Dan, yang membuat Ferina terhenyak, "Saat saya tanya, ternyata Adnan sudah pergi dari rumahnya selama 21 hari dan tidak ada keluarga yang mencarinya. Disinilah bagaimana peran orang tua dan keluarga sangat penting untuk perkembangan anak autis,” cerita Ferina.

Menurut Ferina, tidak selamanya anak yang menderita autis itu tidak bisa apa-apa. Sudah banyak anak autis yang justru bisa berprestasi hingga ke luar negeri dan kemampuannya melebihi orang-orang normal pada umumnya.

“Jadi, jangan memandang sebelah mata. Sebab, banyak contohnya anak-anak autis ini yang pintar karena terus dilatih dan mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua dan keluarga. Ada anak autis sekaligus tuna netra yang pintar sekali main piano. Ada juga namanya Anjuan yang pintar bermain gitar elektrik. Berkat kemampuannya, ia pun dapat beasiswa di Berkeley,” ungkapnya saat acara peluncuran Program “Kita Sama” di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan belum lama ini.

Laili Ira Maslakhah/NOVA.id