Gairah seks yang menurun, tak bisa serta-merta diselesaikan dengan obat penambah hormon atau yang dikenal dengan obat kuat. Yang perlu dilakukan untuk mengatasi turunnya gairah seks, baik pada istri maupun suami, ialah mengetahui lebih dulu penyebabnya.
Baca: Gairah Seks Menurun, Coba Konsumsi Bawang
Yang paling mudah, jika penyebabnya bersifat jasmaniah, misalnya karena sakit. Maka, jika gairah seks menurun sementara komunikasi pasangan berjalan lancar, cobalah pergi ke dokter. Jangan-jangan menurunnya gairah seks itu karena penyakit.
Jika memang penyebabnya penyakit, penyakit inilah yang disembuhkan, minimal akibatnya dikurangi. Banyak penyakit yang bisa menyebabkan menurunnya gairah seks. Misal, penyakit gula (diabetes), hipertensi.
Tapi pengobatannya harus dengan obat yang tak menambah kelemahan seks. Pasalnya, ada obat hipertensi yang justru mengurangi kemampuan ereksi.
Tambah Hormon
Penggunaan obat penambah hormon harus dalam pengawasan dokter dan dilakukan dengan teliti. Pasalnya, pemeriksaan hormon hanya bisa menunjukkan total hormon yang ada dalam darah. Ia tak bisa membedakan antara testosteron bebas dan tak bebas.
Hormon yang punya pengaruh terhadap gairah seks ialah testosteron bebas yang jumlahnya sangat sedikit dan subyektif.
Ada orang yang jumlah hormonnya sedikit, tapi masih punya gairah. Ada pula yang jumlah hormonnya cukup banyak, tapi gairahnya sudah tak ada, tergantung dari kondisi tubuh yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Misalnya saja faktor keturunan, gizi, kejiwaan, iklim, dan faktor kesehatan pada umumnya. Contoh soal iklim, cuaca yang dingin bisa membuat orang sakit, sehingga tak bisa ereksi.
Nah, semua ini mempengaruhi kondisi tubuh secara menyeluruh yang bisa mempengaruhi kualitas hormon tadi.
Baca: Duh! Sering Sakit Kepala Bikin Gairah Seksual Perempuan Menurun
Obat Kuat Malah Bahaya
Apa pun faktor penyebabnya, pengobatan untuk meningkatkan atau memulihkan gairah, tak bisa langsung berhasil.
Belum tentu sekarang diberi obat penambah hormon, lantas besoknya gairah membaik. Kadang butuh waktu lama untuk mendapatkan hasil. Apalagi jika penyebabnya faktor kejiwaan
Bagaimana dengan obat kuat yang belakangan ini makin gencar dipromosikan? Penggunaan obat kuat juga tak menyelesaikan masalah.
Secara ilmiah, obat kuat sebetulnya tak ada. Yang ada ialah obat penambah hormon. Mereka yang jumlah hormonnya menurun memang bisa diberi obat yang mengandung hormon. Nah, obat inilah yang biasa disebut obat kuat.
Obat semacam ini hanya berguna bagi para lansia yang hormon testosteron-nya rendah. Bagi mereka yang masih muda, sebetulnya tak perlu.
Bahkan justru bisa membahayakan. Pasalnya, jumlah hormon yang dimilikinya sebetulnya normal. Nah, begitu ia minum obat penambah hormon, maka produksi hormonnya justru berhenti sehingga perlu waktu lama untuk mengembalikan produksi hormonnya.
Karena itu, suami-istri wajib memelihara gairah seks dengan mencegah penyebabnya. Kecuali yang sifatnya alami, seperti usia.