2 Teknik Hipnoterapi untuk Menghilangkan Trauma Masa Lalu

By nova.id, Rabu, 26 April 2017 | 10:30 WIB
Kenali 3 manfaat hipnoterapi untuk kesehatan (nova.id)

Hipnoterapi merupakan salah satu cara yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan gangguan.

Hipnosis sendiri berasal dari kata Yunani yang berarti tidur.

Ketika diterapi, pasien memang biasanya diminta berbaring, agar badan dan otaknya bisa beristirahat.

Sebab, badan dikendalikan oleh otak, sedangkan jiwa dikendalikan oleh hati.

Nah, ketika badan dan otak beristirahat, energinya bisa disalurkan ke jiwa.

Menurut dr. Tubagus Erwin Kusuma, SpKJ (K), hipnoterapi dilakukan dengan menggunakan dua cara.

Pertama, menggunakan tenaga jiwa. Oleh karena itu, di dunia medis hipnoterapi dimasukkan ke dalam ilmu psikiatri.

“Bila energi badan diistirahatkan, diharapkan energinya berkumpul di jiwa. Jadi, hipnoterapis akan berkomunikasi dengan pasien lewat energi jiwa. Saat itulah, pasien akan mampu merekam afirmasi yang ditanamkan hipnoterapis,” ujar hipnoterapis dari Pro V Clinic yang berlokasi di Jakarta Selatan ini.

Baca: Bikin Langsing dan Cegah Jerawat, Ini 3 Manfaat Hipnoterapi Untuk Kesehatan

Cara kedua, bila memang sudah mampu, dengan menyerap energi dari alam atau sekitarnya.

Orang Cina menyebutnya chi, ada juga yang menyebutnya energi prana, sedangkan dalam medis disebut Far Infrared Rays (FIR).

Bila yang bersangkutan belum bisa menyerap energi dari luar, maka proses hipnoterapi menggunakan energi di jiwa.

Erwin mengumpamakan kinerja jiwa seperti flash disk, yang dengan mudah merekam data yang dimasukkan ke dalamnya.

Baca: Sejatinya, Terapi Stem Cell untuk Menangani Penyakit Degeneratif

Sebelum memulai proses terapi, hipnoterapis akan meminta pasien menceritakan keluhannya terlebih dulu. 

Lalu, pasien akan menjalani proses relaksasi, biasanya dengan cara berbaring hingga dia tertidur.

Pasien harus benar-benar dalam keadaan rileks, sehingga proses afirmasi lebih mudah dilakukan.

Namun, sebetulnya, apa saja yang bisa disembuhkan dengan terapi hipnosis?

Menurutnya, gangguan-gangguan fungsional dalam tubuh bisa diterapi dengan cara ini.

Erwin mencontohkan, orang merasa badannya mengalami sesuatu atau ada apa-apa lalu periksa ke dokter, tapi semua hasilnya bagus.

Biasanya, ini berarti ada gangguan pada jiwa yang bersangkutan, yang disebut gangguan psikosomatis, yaitu gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik.

Misalnya, gangguan di perut, yang bisa jadi disebabkan oleh kondisi psikis seperti stres, sedih, cemas, atau panik.

Baca: Terapi Paliatif untuk Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

Hipnoterapi juga bisa digunakan untuk mengurangi kelebihan berat badan (hypnoslimming), mengurangi rasa sakit saat melahirkan (hypnobirthing), asma, mengurangi rasa sakit setelah pengobatan kanker, menambah daya tahan tubuh, dan lainnya.

Untuk hal yang terakhir ini, biasanya pasien akan dilatih terlebih dulu, sehingga ketika rasa sakit datang, dia sudah terampil mengatasinya.

Untuk asma, bila penyebabnya adalah lingkungan, pasien akan ditingkatkan ketahanan fisik dan mentalnya.

Bila penyebabnya adalah keturunan, maka gen keturunan yang membawa asma akan dipadamkan lewat hipnoterapi.

Begitu pula dengan alergi dan ketergantungan obat yang didapat lewat faktor keturunan.

“Gen terletak di inti sel. Di situlah rekaman berada. Rekaman itu bisa dipadamkan, meski tetap ada. Jadi, rekaman itu tetap bisa menurun ke anaknya,” jelas Erwin.

Untuk memadamkan gen ini, menurut Erwin, tidak bisa menggunakan hipnosis biasa, melainkan harus dengan hipnosis dalam atau terkadang disebut dengan istilah meditasi.

Meditasi ini bukan meditasi biasa, yang bisa dibuktikan dengan adanya rekaman berirama delta pada otak.

Teknik hipnosis sendiri terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu dangkal, sedang, dan dalam.

Hipnosis dangkal bisa digunakan untuk mengatasi gangguan yang sifatnya ringan, misalnya takut terbang atau takut gelap.

Lalu, hipnosis sedang dipakai untuk mengatasi gangguan yang agak berat, seperti mag akibat gangguan psikosomatis.

Sementara, hipnosis dalam digunakan untuk kasus yang berat, misalnya memadamkan gen, memadamkan rekaman dari masa lalu, dan lainnya.

Erwin menambahkan, orang bisa saja tidak percaya, tapi ini terbukti secara ilmiah

Hasuna Daylailatu/NOVA.id