Januari dua tahun silam, sebuah toko telepon genggam kartu isi ulang di Sragen, mengalami kerugian Rp 70 juta karena jualannya digasak sekawanan perampok yang ditengarai berasal dari Timur Tengah. Caranya, dua pria dan dua wanita asing itu terus saja mengecoh Sri Utari, karyawati toko, dengan mengajak bicara dalam bahasa asing. "Entah bahasa apa karena kalau bahasa Inggris, saya agak-agak mengerti. Dia mau menukar uang Rp 100 ribu." Sementara yang wanita, sibuk bertanya macam-macam pada karyawati lainnya di toko itu. "Kami dibikin linglung dan mau saja mengikuti perintah mereka."
Hanya dalam waktu 10 menit, sejumlah uang dan kartu isi ulang yang total bernilai Rp 70 juta, dibawa kawanan rampok itu. Setelah empat sekawan itu pergi, barulah Sri dan teman-temannya tersadar. Nah, ketika pekan silam ada perampokan dengan modus serupa di Lampung, Sri yakin sekali, "Pelakunya sama dengan yang datang ke toko bos saya. Perempuan yang berkerudung, saya yakin juga sama. Kelihatan dari postur tubuh dan cara berpakaiannya," kata Sri merujuk tayangan di teve yang mengabarkan perampokan sebuah minimarket di Lampung.
Uniknya, kala itu justru si pemilik toko, Mukhlis, yang lebih dulu tahu bahwa sejumlah barang dagangannya raib dari etalase tokonya. Padahal, saat peristiwa terjadi, pria itu tengah sembahyang di mesjid tak jauh dari tokonya. "Karyawati saya malah enggak tahu kalau ada barang hilang. Mereka bilang, tidak ada yang hilang dan malah ketawa-ketawa bercerita habis berkenalan dengan cowok-cowok ganteng yang ingin menukar uang," cerita Mukhlis.
Curiga telah terjadi sesuatu pada karyawannya, mereka diminta istirahat dan Mukhlis segera memutar rekaman CCTV yang dipasang di tokonya. Di situ terlihat jelas, empat orang asing dengan leluasa menguras barang di etalase toko. Ketika karyawannya diminta melihat tayangan itu, "Mereka langsung lemas dan menangis. Jadi, mereka memang tidak sadar telah dirampok. Enggak sadarnya sampai sekitar dua jam," tutur Mukhlis yang juga yakin, pelaku kejahatan di Lampung, sama dengan yang menguras tokonya.
Dua tersangka perampok minimarket Indomart Lampung agaknya menggunakan modus sama, yaitu hipnotis. Sebelum menggasak uang di kasir, dua pria warga asing itu pura-pura hendak membayar barang yang mereka beli. Saat itulah tangan salah satu pelaku menepuk pundak kasir. Hanya dalam hitungan detik, si kasir seperti kerbau yang dicokok hidungnya, menuruti perintah para tersangka sehingga uang di mesin kasir bahkan di brankas, tak bersisa diambil. Mereka lalu kabur ke Jakarta dengan mobil sewaan.
Nah, gara-gara mobil sewaan yang ternyata dibawa kabur oleh kawanan penjahat itu pula, identitas mereka terlacak dan akhirnya polisi berhasil menangkap dua di antara mereka, Kamis (26/8). Adalah si pemilik mobil sewaan yang mengenali setelah melihat tayangan di teve. Toh, dua tersangka pelaku itu membantah dan bersikeras, polisi salah tangkap. Belakangan, karena tak punya bukti kuat, aparat dengan berat hati melepas mereka.
Tarmizi, Sita / bersambung
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR