Kebiasan BAB di Toilet Duduk Picu Gangguan Jantung?

By , Minggu, 30 April 2017 | 13:25 WIB
Inilah Anjuran Menu Sarapan Bagi Penderita Maag (Nova)

Toilet jongkok, terutama di perkotaan, semakin sulit ditemukan. Orang sudah beralih ke toilet duduk yang lebih nyaman dan bebas pegal.

Tapi ternyata kebiasaan buang air besar (BAB) di toilet duduk bisa memicu gangguan jantung, lo. 

Menurut dr. Mercola dari articlesmercola.com, toilet duduk dirancang untuk menempatkan lutut pada sudut 90 derajat ke perut.

Posisi ini mengharuskan kita mengejan lebih keras. Efeknya, selain memicu timbulnya hernia, terjadi gangguan sementara dalam aliran jantung. 

"Prevalensi penyakit usus (wasir, radang usus buntu, polip, kolitis ulserativa, sindrom iritasi usus, penyakit divertikular, dan kanker usus besar) serupa pada populasi negara-negara barat yang makmur. Sementara di pedesaan kulit hitam Afrika Selatan, dengan kehidupan gaya tradisional atau cara jongkok, penyakit ini sangat jarang atau hampir tidak dikenal," kata Mercola.

Jadi, lebih baik menggunakan toilet duduk atau jongkok?

Menurut Mercola, posisi jongkok lebih sehat karena membuat lutut lebih dekat ke tubuh.

Posisi ini mengubah hubungan spasial organ usus dan otot. Sehingga tidak perlu mengejan terlalu keras saat buang air.

Baca juga: (Tidak Rutin Buang Air Besar Setiap Hari, Apa Tandanya?)

Ada lagi 4 kelebihan toilet jongkok:

1. Membuat eliminasi fases lebih cepat, lebih mudah. Posisi jongkok membantu mencegah stagnansi feses yang menjadi faktor utama dalam kanker usus besar dan usus buntu.

2. Melindungi saraf yang mengontrol prostat, kandung kemih, dan rahim agar tidak rusak.

3. Menguatkan katup antara usus besar dan usus kecil. Berbeda dengan posisi duduk, katup ini tidak didukung dan sering kebocoran selama BAB hingga mencemari usus kecil.

4.Bagi wanita hamil buang air besar dengan cara jongkok setiap hari juga membantu mempersiapkan proses persalinan.

Jadi,  mau pilih toilet duduk atau jongkok?