Usia memang tak menghalangi siapapun untuk memiliki buah hati.
Seperti yang dialami artis-artis senior Willy Dozan, Doyok, dan Ahmad Albar dengan momongan kecil mereka.
(Baca: 3 Seleb Ini Punya Momongan di Usia Senja)
Ditilik dari sudut medis, nyatanya tak hanya usia ibu saat mengandung yang sering dianggap membawa faktor risiko genetik atau kesehatan pada anak.
Sebab sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa usia ayah menyebabkan risiko tertentu, terutama kesehatan mental si anak.
(Baca: Willy Dozan Bangga Punya Anak Lagi di Usia 60 Tahun)
(Baca: Punya Anak Perempuan, Ahmad Albar Berikan Nama Cantik)
(Baca: Usia 65, Komedian Doyok Dikaruniai Anak ke-6)
Memang, sih, pria punya kelebihan soal masa subur mereka yang berlangsung seumur hidup.
Namun, semakin tua usianya, tingkat mutasi genetik yang diteruskan melalui sperma akan berubah secara signifikan.
Akibatnya, dapat membuat anak-anak mereka yang lahir berisiko mengalami gangguan kejiwaan, khususnya autisme dan skizofrenia.
(Baca: Hampir Mirip, Pahami Bedanya Gejala Autis dan Telat Bicara Pada Anak)
Penjelasan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh D’Onofrio dan rekan yang melibatkan sekitar 2,6 juta anak yang lahir di Swedia dari tahun 1973 hingga 2001.
Hasilnya, anak yang lahir dari ayah yang berusia 45 tahun ke atas akan lebih rentan terhadap masalah seperti autisme, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bipolar, skizofrenia, percobaan bunuh diri, dan penyalahgunaan narkoba.
Masalah lainnya termasuk nilai yang buruk di sekolah dan IQ rendah.
(Baca: Kisah Pilu Bayezid, Bocah 4 Tahun yang Fisiknya Seperti Kakek 80 Tahun)
Selain itu, ada pula anggapan masyarakat yang sering menyebut jika anak lahir dari ayah berusia tua, ada kemungkinan secara fisik wajahnya (maaf) akan tampak jelek.
Semakin tua usia, sel sperma yang diproduksi relatif tidak bekerja efektif.
Efek penuaan pada gen masih dianggap sebagai penyebab utama dari gangguan kesehatan mental seseorang yang ayahnya punya anak di usia tua.
(Baca: Tahap Perubahan Kualitas Sperma dan Sel Telur di Usia 20, 30, 40)
Martin Fielder, seorang antropolog di Universitas Wina, mengatakan kepada Sunday Times, setiap 16 tahun terjadi tingkat mutasi ganda pada sel sperma.
Hal ini pun bisa membawa pengaruh secara fisik.
“Efeknya sangat terlihat. Anak yang lahir dari seorang ayah berusia 22 tahun, sekitar 5-10 persen tampak lebih menarik ketimbang dari ayah berumur 40 tahun.”
Hal ini berdasar survei para peneliti yang menyodorkan foto-foto pria berusia 18-20 tahun pada 4.416 perempuan berusia sama.
Mereka diminta menilai mana pria yang wajahnya lebih menarik.
Hasilnya, pria dengan ayah yang lebih tua secara konsisten dinilai kurang menarik oleh responden.
(Baca: Pria Bertubuh Pendek Lebih Panjang Umur?)
Namun, jangan khawatir, kabar baiknya keturunan laki-laki yang lebih tua, meskipun kurang menarik cenderung hidup lebih lama daripada teman-teman sebaya mereka yang memiliki ayah lebih muda.
Profesor Lee Smith, ahli genetika di Universitas Edinburgh, menjelaskan anak-anak tersebut memiliki telomeres (bagian paling ujung dari DNA linear) lebih lama sehingga berpengaruh pada usia yang lebih panjang.
Hmm, bagaimana menurut Anda?