5 Alasan Ini Bikin Suami Jadi Jarang Berhubungan Intim dengan Istrinya

By Ade Ryani HMK, Kamis, 27 April 2017 | 03:45 WIB
Yang Tidak Anda Ketahui Soal Disfungsi Seksual Perempuan (Ade Ryani HMK)

Setelah menjalani pernikahan selama beberapa waktu, mungkin akan ada pertanyaan yang sering kita pikirkan.

Salah satunya, apakah sering atau tidaknya berhubungan seks akan menentukan sehat atau tidaknya pernikahan?

Menurut Brian Willoughby, Ph.D., hal tersebut merupakan pertanyaan yang paling banyak disampaikan kliennya.

Padahal sebenarnya, persepsi kita salah apabila menilai sebuah pernikahan yang sehat dilihat dari frekuensi hubungan seks yang dilakukan.

Stephanie Buehler, Psy.D. menjelaskan, tak ada angka khusus mengenai seberapa sering suatu pasangan harus melakukan hubungan seks.

Menurutnya, kualitas hubungan pernikahan suatu pasangan tak terpengaruh pada sering atau tidaknya berhubungan seks.

Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Survey of Families and Households menemukan bahwa 16 persen pasangan yang sudah menikah tidak melakukan hubungan seks dalam sebulan terakhir.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Edward Laumann dari University of Chicago menemukan bahwa 14 persen laki-laki yang sudah menikah dan 15 perempuan yang sudah menikah jarang atau bahkan sama sekali tidak melakukan hubungan seks dalam setahun terakhir.

Menurut Daniel Conroy-Beam, Ph.D. dari UT Austin, hubungan seseorang bisa dinilai lebih dari sekadar hubungan seksnya saja.

Terkadang, kita melakukan hubungan seks bukan karena kita takut kehilangan pasangan kita. Namun, lebih pada menganggap hubungan seks adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah pernikahan.

Namun, tetap saja ada fenomena yang banyak terjadi pada kehidupan suami istri di zaman modern ini, yaitu hubungan seks yang kian jarang atau bahkan tidak sama sekali.Kenali 5 penyebabnya berikut ini.

Terbayang Masa Lalu

David Bauss, Ph.D., profesor psikologi dari UT Austin menyebutkan bahwa rata-rata pria memiliki ketertarikan pada banyak perempuan di masa hidupnya.

Ditambah lagi teknologi saat ini yang memudahkan kita menemukan pasangan dari dunia maya.

Meskipun demikian, tak sedikit pula yang mengalami kecemasan dan takut melakukan kesalahan pada pasangannya.

Kondisi tersebut biasanya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.

Penelitian yang dilakukan oleh Willoughby menemukan bahwa semakin banyak hubungan asmara yang dilakukan sebelum menikah, semakin rendah pula kualitas seksual, komunikasi, dan kestabilan hubungan saat pernikahan.

Kondisi ini terjadi karena secara langsung maupun tak langsung seseorang akan membanding-bandingkan pasangannya dengan masa lalu.

Selain itu, akan muncul rasa tak puas dan ingin mencari yang lebih.

Anak-anak

Memiliki anak seringkali menjadi alasan mengapa gairah seks seseorang menurun.

Bagi perempuan yang menyusui, sentuhan kedekatan dengan bayi akan lebih menyenangkan dibanding dengan sentuhan sensual suami.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Laumann menemukan bahwa 34 persen perempuan di usia 20-an yang tidak memiliki anak memang tidak memiliki gairah seks yang menggebu.

Sementara 95 persen dari perempuan usia 20-an yang memiliki anak mengaku gairah seksnya menurun.

Stres

Bila kita dan pasangan sama-sama memiliki karier, menemukan waktu untuk bermesraan merupakan hal yang sangat sulit.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of Marriage and Family melaporkan bahwa mengurus kehidupan rumah tangga, keluarga, dan pekerjaan bisa memicu stress yang akan menurunkan gairah seks.

Untuk menghindarinya, tentu dibutuhkan kerjasama antara pasangan, untuk menemukan kembali gairah dan hasrat untuk berhubungan, dan mungkin juga perasaan cinta.

Membandingkan dengan Pasangan Lain

Memiliki hubungan yang harmonis dan hangat, lalu kemudian membandingkannya dengan pasangan lain yang mungkin nampaknya terlihat lebih menyenangkan justru akan membuat hubungan kita sendiri menjadi buruk.

Tak perlu membandingkan seberapa sering pasangan lain melakukan hubungan seks, yang terpenting adalah bagaimana kita dan pasangan selalu bahagia dengan berbagai kondisi yang dihadapi bersama.

Kesalahpahaman

Menurut Buehler, dalam sebuah pernikahan pasti akan melewati proses, bisa di atas maupun di bawah, termasuk dalam hubungan seks.

Yang paling penting adalah jangan sampai ada salah paham.

Kita bisa mendiskusikan saat-saat sedang down bersama pasangan dan menemukan solusinya bersama-sama.

Temukan apa yang menjadi sumber dari permasalahan yang kita temukan dengan pasangan, lalu coba selesaikan bersama.

Begitu pula dalam hubungan seks, temukan apa yang menjadi alasan hilangnya hasrat atau gairah untuk bermesraan.

Sumber : www.womenshealthmag.com