Apakah Sahabat NOVA memiliki putra atau putri yang tergolong dalam generasi milenial?
Jika iya, coba sedikit bandingkan saat kita seusia si Kecil. Pastinya banyak perbedaannya bukan?
Mulai dari pola pikir sampai cara menatap masa depan.
Mungkin zaman kita dulu saat ditanya cita-cita, pasti jawabannya ingin menjadi dokter, pilot, dan guru.
Berbeda dengan saat ini, mungkin anak kita bercita-cita ingin menjadi seorang vlogger, Youtuber, blogger.
Mungkin pekerjaan itu terdengar asing di telinga kita, lalu mulai membayangkan kemapanan kita dengan profesi pilihan buah hati kelak.
Rasanya tentu khawatir lalu muncul pertanyaan, “Apa, iya, pekerjaan tersebut bisa menjamin anak-anak kita hidup nyaman kelak?”
(Baca: Ayah Edy: Bahaya Jika Anak Tak Punya Mimpi dan Cita-cita!)
Nah, apa yang harus dilakukan orang tua ketika dihadapkan dengan persoalan seperti ini?
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Ratih Ibrahim, orang tua harus memberikan dukungan kepada buah hatinya.
"Ada banyak profesi yang dahulu tidak ada, orangtua sebaiknya memberi restu saja," katanya kepada NOVA.id di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
(Baca: Orangtua, Faktor Utama Penyebab Anak Gagal Meraih Cita-cita! (1))
Supaya tidak berkutat dengan pikiran negatif terhadap cita-cita anak, ada baiknya membantunya dengan mencari tahu tentang profesi tersebut. Mungkin saja, orang tua yang masih kurang memahami tentang beberapa profesi baru saat ini.
Tujuannya adalah agar orang tua memahami mengenai profesi yang diinginkan buah hati.
“Sehingga, bukan saja hanya larangan yang keluar dari mulut orang tua, tapi bisa juga memberikan solusi untuk buah hati. Kalimat positif yang kita berikan tentu saja memiliki dampak yang besar untuknya,” terang Ratih.
(Baca: Orangtua, Faktor Utama Penyebab Anak Gagal Meraih Cita-cita! (2))
Anak pun perlu membantu orang tua. Gunakan restu yang sudah diberikan orang tua sebaik mungkin.
“Untuk mendapatkan restu tak mudah, kan? Yuk, gunakan restu tersebut sebaik mungkin. Tunjukkan kepada orang tua, jika pekerjaan kita bisa berdampak baik tak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk banyak orang di sekitar kita,” saran Ratih.