Tekanan pekerjaan, pekerjaan rumah tangga yang menumpuk, belum lagi kondisi lain seperti macet di jalan, seringkali membuat kita stress.
Namun, kita harus cepat-cepat menghindari stress terutama saat kita sedang dalam masa menyusui, lo.
Sebabnya, bila kita stres pada saat menyusui, nantinya akan berpengaruh pada produksi ASI kita.
(Baca: 7 Tahap Menyusui yang Sering Bikin Ibu Stres dan Lelah, Nomor 5 Paling Sering Dialami)
Apabila stres, maka kerja hormon oksitosin atau yang juga sering disebut hormon cinta yang sangat dipengaruhi oleh suasana hati yang dirasakan ibu akan terpengaruh dan berdampak pada produksi ASI.
Bila produksi ASI terganggu, maka yang akan menjadi korban adalah anak kita, bukan?
Hal itulah yang disampaikan oleh dr. Yolanda Safitri, MPH(M), konselor laktasi dari RSIA Bunda, Menteng, Jakarta, pada NOVA.
“Kalau ibu sudah mulai bekerja, yang paling penting sering dipompa untuk menjaga supply ASI-nya,” jelasnya.
(Baca: Ibu Bekerja Pilih Pompa ASI Manual Atau Elektrik? Ini Perbandingannya)
Ia juga menjelaskan setidaknya kita harus melakukan pumping atau pompa setidaknya setiap 3 jam.
Menurut dr. Yola, pumping sendiri sudah dibuat sedemikian ramah menyerupai hisapan bayi.
“Walaupun daya untuk mengosongkan payudara lebih kuat oleh isapan bayi langsung,” tambahnya.
Agar produksi ASI tetap lancar, maka sebaiknya lakukan pumping terutama bila sudah dirasa penuh.
Baik pumping maupun isapan bayi sama-sama mempengaruhi kerja hormon oksitosin dan prolaktin, sehingga mempengaruhi produksi ASI.
“Makanya dari hamil, sudah cari info tentang nursing room dan nursing time di kantor,” jelasnya lebih lanjut.
(Baca: Teknik Memijat Payudara yang Benar Saat Hamil Agar Produksi ASI Lancar)
Kemudian, menurutnya, yang paling penting bagi para ibu menyusui yang bekerja adalah menjaga mood, karena stres dalam bekerja bisa mempengaruhi produksi ASI.
Tak hanya stres, kelelahan juga bisa menjadi pengaruh buruk bagi produksi ASI, lo.
“Stres, lelah, bad mood itu mempengaruhi produksi ASI. Makanya, ibu menyusui itu harus happy,” tutupnya.
(Baca: Benarkah Jika Ibu Menyusui 'Masuk Angin' Bayi Jadi Ikut Kembung?)