Pemerintah kini terus mencanangkan program yang bernama Intiative for Health Awareness, Liaising and Empowerment (INHALE) yang diharapkan menjadi satu langkah dalam penanggulangan penyakit tidak menular.
Program tersebut dikhususkan untuk asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Menurut dr. Dianiati Kusumo Sutoyo, Sp. P(K)., PPOK kini seperti fenomena gunung es.
Banyak dari mereka yang tidak menyadari jika dirinya mengidap PPOK sebab pada stadium awal tidak ada gejala yang signifikan.
Barulah, pada stadium 2 muncul gejala yang mencurigakan.
Rata-rata pasien penderita PPOK memiliki gejala sesak napas, infeksi saluran pernapasan berulang.
PPOK juga bisa menyebabkan beberapa penyakit lainnya.
(Baca: Napas 'Mengik', Mudah Lelah, Jantung Berdebar Keras? Hati-hati Edema Paru)
Sayang banyak tim medis yang hanya mengobati penyakitnya tanpa melihat pemicunya.
“Makanya, jika tidak diobati tuntas, infeksi dapat timbul berulang,” katanya, saat ditemui di Kementrian Kesehatab RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/5).
Penderita PPOK biasanya berada di sebuah lingkungan yang penuh dengan polusi dan memiliki kebiasaan buruk merokok.
Dahulu, PPOK hanya diidap oleh mereka yang berusia 40 tahun ke atas, namun kini tidak menutup kemungkinan diidap oleh mereka yang berusia 30 tahun.
(Baca: Jangan Diabaikan, Dada Sering Sesak Napas Bisa Pertanda Gagal Jantung)
Apalagi mereka yang memiliki kebiasaan buruk dan berada di lingkungan yang terpapar polutan.
"Faktor yang berisiko adalah asap rokok selain polusi atau lingkungan kerja. Masyarakat harus sadar kalau berada di lingkungan yang kotor atau kebiasaan misalnya merokok harus pro-aktif ke puskesmas," terangnya lagi.
Penderita PPOK memiliki lanjutan atau komplikasi. Tak tanggung-tanggung beberapa organ penting bisa jadi sasarannya.
Paling sering dijumpai ada penyakit kardiovaskular, osteoporosis, stroke sampai gangguan metabolisme.
"Peradangannya tidak hanya mengganggu saluran napas. Tapi bisa juga peradangan ke suruh tubuh pembuluh darah seluruh tubuh," katanya.
Jika seseorang menderita PPOK seumur hidupnya akan mengonsumsi obat jangka panjang. PPOK bisa diobati dengan obat inhalasi.