Nova.id - Sebagai orangtua, wajar jika Anda berpikir untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati dengan selalu mendukung kehidupan mereka.
Padahal, ini justru meningkatkan risiko rapuhnya pribadi anak itu sendiri.
Faktanya, Mom and Dad tak bisa selalu sejalan dengan kehidupan anak, dan menciptakan pengalaman hidup yang positif secara terus-menerus.
Kadang-kadang, orangtua tak berada di saat anak membutuhkan. Orangtua tak bisa meringankan pengalaman anak-anak tentang dunia.
Baca juga: Tenang, 8 Kebiasaan Nakal Balita ini Hanya Sebuah Fase
Namun, orangtua juga sering lupa bahwa mereka seharusnya memiliki tanggung jawab atas pendidikan kepribadian anak.
Yang terjadi saat ini, kebanyakan orangtua memilih membebaskan diri dari situasi yang menyulitkan atau mempermalukan di depan umum.
Sementara seharusnya, orangtua bisa menghadapi situasi menyulitkan tersebut, dan melakukan perannya sebagai orangtua.
Kalau Mom ingin bisa mengukur kepintaran buah hati, manfaatkan saja alat ukur Smart Strength Finder di Parenting Club.
"Orangtua boleh mengatakan 'tidak' ketika anak meminta mainan lagi, menonton televisi lebih lama, meminta es krim untuk kedua kali, tidur lebih larut, bahkan bermain di luar rumah melebihi jam malam keluarga," ungkap Claire McCarthy, M.D, dokter anak di Boston Children's Hospital, dan Harvard Medical School.
Baca juga: Begini Cara Mengasuh Anak Pemalu Agar Tidak Minder dalam Pergaulan
Claire mengingatkan jika apa yang diinginkan anak-anak dari orangtuanya sebenarnya adalah keputusan.
Semua ini demi kesehatan, keselamatan, dan disiplin yang mereka perlukan sebagai bekal kehidupan.
"Ya. Kerapkali orangtua tak suka melihat anak mereka menangis atau berulah karena menginginkan sesuatu.
Namun jika anak-anak ini tahu bahwa menangis tak membuat mereka mendapatkan yang diinginkan, mereka akan berhenti menangis jauh lebih cepat, bahkan tidak (menangis) sama sekali," ujar Claire.
Selain itu, orangtua selalu ingin anak-anaknya menyukai mereka, bukan membenci.
Baca juga: Terkait Pola Asuh, Mengapa Orangtua Saling Bersaing?
"Saya paham akan hal ini. Namun menjadi familiar dengan anak-anak sama pentingnya dengan kebutuhan anak-anak diterima oleh teman sebaya dan kehidupan," nasehat Claire.
Terpenting, pengasuhan anak memang memerlukan kerja keras.
Artinya, menjadi orangtua yang baik kadang-kadang menjadikan Mom and Dad sebagai orangtua yang menyebalkan sesekali waktu.
Termasuk di antaranya, Mom harus menghadapi kekecewaan sang buah hati, dan beberapa kejadian tak menyenangkan ketika anak mengalami tantrum di rumah maupun di tempat umum.
Di sinilah, orangtua perlu menyadari sesuatu.
Melakukan upaya ekstra dan memperpanjang batas kesabaran saat anak-anak berulah, akan menghasilkan kemudahan dan kebahagiaan dalam jangka waktu panjang.
"Anda akan bahagia, sehat secara mental dan perilaku, juga anak-anak akan sukses di masa depan," terang Claire lagi.
Claire lalu memberikan 4 cara mengatakan "tidak" pada anak:
1. Anda bisa belajar mengatakan "tidak", secara harafiah.
Sebelumnya, coba praktekkan dengan pasangan (kedua orangtua bisa saling mendukung untuk mengatakan itu), hewan peliharaan, atau kakak dan adik Anda.
Praktekkan sampai Mom dapat mengatakan dengan penuh keyakinan.
2. Anda adalah orangtua yang memikul tanggung jawab.
Anda mungkin tidak lebih pintar dari anak kelas 5 SD, tapi Anda tak perlu menanggapi ulah mereka.
Ketika permintaan mereka tidak dapat Anda penuhi, atau ulah mereka tidak dapat Anda toleransi, saat itulah dengan tegas Anda harus berkata "tidak".
3. Anda tidak harus melakukan semuanya dengan sempurna.
Kesalahan adalah bagian dari cara belajar untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.
Selama Anda mencoba untuk melakukan hal-hal yang lebih baik, dan mengatakan "maaf" di saat tepat, anak-anak akan belajar lebih mudah memaafkan.
4. Sesekali Anda dapat (dan harus) meminta bantuan.
Buatlah zona nyaman bagi Anda sendiri.
Saat Anda mengisi zona tersebut, sertakan di dalamnya beberapa orang yang dibutuhkan, seperti tetangga, rekan, keluarga, bahkan dokter atau perawat.
Anak-anak akan belajar bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam hidupnya.
Tips: Disiplin memang terkadang keras, namun tak selalu harus dengan kekerasan.
Disiplin dapat dilakukan dengan tenang, konsisten, dan penuh dukungan positif demi perilaku yang baik.
Ini lebih baik daripada menegakkan dengan hukuman dan kemarahan saja.
Misalnya, Mom dapat memberi anak batas-batas yang harus diketahui sebelum si buah hati melakukan kesalahan.
Ada banyak materi seputar pola asuh dan mengukur kepintaran buah hati di Parenting Club.
Dengan melakukan registrasi yang mudah dan cepat, Mom bisa langsung memanfaatkan alat ukur Smart Strength Finder.
Jika registrasi berhasil, ada voucher belanja senilai Rp50.000 yang menunggu!
Jangan lewatkan kesempatan ini! Kilk dan daftarkan diri di Parenting Club.
-Laili Damayanti/ Huffington Post