Miris! Ini Dia Kisah Hidup Mbah Karsi yang Hidup dengan Ayam dan Kucing di Sebuah Gubuk

By , Rabu, 2 Agustus 2017 | 13:10 WIB
Mbah Karsi tinggal di gubuk tua di Kelurahan Timbrangan, Mijen, Semarang (Nova)

Nova.id - Bagaimana rasanya jika kita harus hidup sendiri di sebuah rumah yang sempit tanpa ada sanak keluarga yang menemani. Apalagi jika Anda hanyalah seorang perempuan.

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, seorang nenek berusia 75 tahun tinggal sendirian di gubuk tua yang hanya beralaskan tanah. Namanya Mbah Karsi (75).

Mbah Karsi sapaan akrabnya, rumah kayunya yang telah usang itu hanya seluas kira-kira 4x5 meter di sebuah perkampungan di Kelurahan Tambrangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Berita Terpopuler: Perut Nagita Buncit, Kisah Putri Pertama Sheila Marcia, Tangis Bayi Lagi di Rumah Anang-Ashanty?

Di dalam rumah itu, Mbah Karsi menjalani masa hidupnya sehari-hari sendirian. Mirisnya, ia hanya ditemani ayam dan kucing sebagai teman hidup. Bau kotoran ayam dan kucing pun bercampur di dalam rumah itu.

Meski demikian, Mbah Karsi merasa tidak risih dengan kondisi tersebut. Bau kotoran tercium sejak tamu berada di depan rumah. Ayam dan kucing bebas keluar masuk rumah.

Di dalam rumah, hanya ada satu kasur kusam yang diletakkan tepat di depan pintu. Di dalam ruangan itu juga digunakan sebagai dapur. Tungku dari batu bata ditumpuk dijadikan alat masaknya.

Baca juga: Perseteruan dengan Ibunda Kiswinar Masih Lanjut, Mario Teguh Rasakan Hal Tak Disangka Ini

Rumah ini juga tidak dilengkapi dengan fasilitas sanitasi. Tidak ada kamar mandi maupun saluran pembuangan air.

"Mpun (sudah) biasa mas. Ya ini ditemani kucing, kucingnya sudah empat. Pitik (ayam)nya sudah habis, sudah pada mati semua," kata Mbah Karsi saat ditemui di rumahnya pada Selasa (1/8), seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Mbah Karsi tak sanggup memperbaiki rumahnya karena ia tak punya penghasilan. Untuk menafkahi hidupnya, nenek sebatangkara itu menggantungkan bantuan dari para tetangganya. Sehari-hari, dia hanya bekerja serabutan mengupas jagung.

Baca juga: Kok Bisa, Urusan Asmara Sugiarti dan Julianto Harus Berakhir di Kantor Polisi?