Karsini (80), kakak kandung Mbah Karsi, mengatakan, adiknya hidup di gubuk itu sendirian. Ia tidak punya keturunan karena belum pernah menikah. Dia juga membenarkan bahwa adiknya memang terbiasa tidur dengan ayam dan kucing.
Rumah Mbah Karsi di Tambrangan direncanakan dibedah oleh Pemerintah Kota Semarang pada tahun ini. Rumahnya masuk dari 80 daftar rumah yang hendak dipugar. Mbah Karsi hanya berkomentar singkat.
"Ya, monggo (silakan)," katanya.
Baca juga: Jangan Takut! Lemon Tak akan Merusak Kulit Kita, Ini 3 Langkah Mudahnya
Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Timbrangan Mukti Pramono mengatakan, rumah Mbah Karsi masuk dalam yang daftar rumah akan dibedah. Rumah Mbah Karsi sebelumnya tak masuk rencana karena berada di lahan bukan atas miliknya sendiri.
Pihak kelurahan pun sepakat membantu menguruskan administrasi agar rumah Mbah Karsi bisa dibedah.
"Kami bantu buatkan surat bahwa yang berangkutan tinggal di sana puluhan tahun. Kalau tidak dibantu, rumahnya tak bisa dibedah," ujarnya.
Baca juga: Gaji Rekan Kerja Lebih Tinggi Padahal Jabatan Sama? Lakukan 5 Cara Ini, Nomor 3 Bikin Gaji Kita Naik
Proses perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Semarang pada 2017 ini berjumlah 1.162 rumah.
Dari jumlah itu, 400 unit rumah di antaranya dibedah melalui dana Alokasi khusus (DAK) bantuan Pemerintah pusat.
Tiap rumah dari DAK diberi bantuan Rp 15 juta berupa bahan bangunan. Sementara sisanya, dibangun melalui sumbangan dari Bantuan Sosial Pemrov Jateng dan Pemkot Semarang. Tiap rumah sisa dari sasaran DAK mendapat bantuan Rp 10 juta plus tenaga tukang. (*)
Baca juga: 5 Jenis Diet yang Bisa Bikin Berat Badan Turun Cepat, Nomor 2 Banyak yang Berhasil
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul, “Kisah Mbah Karsi Hidup di Rumah Reyot dengan Ayam dan Kucing.”