Perempuan dengan kekompleksan ini punya keinginan untuk selalu dilindungi, diselamatkan, dan disayang oleh pasangannya.
Seperti cerita dalam dongeng Cinderella, perempuan dengan cinderella complex selalu berharap ada laki-laki yang bisa menjadi sosok ‘pangeran’ dalam hidupnya.
Baca juga: Sering Galau, Mungkinkah Anda Terkena Sindrom Cinderella Complex?
Muncul Saat Dewasa Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., seorang psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI, cinderella complex baru muncul ketika anak perempuan sudah beranjak dewasa.
Seorang perempuan bisa mengidap cinderella complex karena sejak kecil ia terbiasa dilayani dan dimanja oleh orang disekitarnya, terutama orangtuanya.
“Hal tersebut membuat anak menjadi tidak percaya diri dan tidak punya daya untuk menentukan kehidupannya sendiri,” paparnya.
Tanpa disadari, apabila kita terus-menerus memberikan semua yang diinginkan anak, bahkan ketika anak belum memintanya.
Hal ini akan menyebabkan anak memiliki Adversity Quotion (AD) yang rendah.
Baca juga: Sulit Tidur? 6 Pose Ini Akan Membantu Anda Tidur dengan Nyenyak
AD merupakan kemampuan seseorang untuk tabah dalam menerima dan menyelesaikan masalah.
Bagaimana Mencegahnya? Agar anak tidak terkena cinderella complex ketika dewasa, ada baiknya setiap orangtua perlu menerapkan pola asuh yang mengedepankan nilai kemandirian.
“Orangtua sebaiknya mengajarkan kemandirian sejak kecil, agar anak akan terbiasa mengandalkan kemampuannya sendiri daripada bergantung pada orang lain.” ungkap Vera. Kita bisa mengajarkan mandiri dengan BMM (Berfikir, Memilih, dan Mengambil keputusan).